Ilustrasi. Salah satu desa wisata di wilayah Batola, Desa Wisata Muara Janoko (Foto: dok) |
BORNEOTREND.COM - Menparekraf Sandiaga Uno menyebut kunjungan wisatawan ke desa wisata sepanjang tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 30% dibandingkan periode sebelumnya.
Sandiaga menyampaikan hal itu dalam acara Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan SDM Desa Wisata yang digelar di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta.
"Yang menarik, berdasarkan data hasil kunjungan kita di 75 desa wisata, ternyata kunjungan di desa wisata tahun 2021 meningkat sekitar 30%. Alhamdulillah," ungkap Sandiaga Uno, Kamis (20/1/2022).
Hal itu disebut Sandiaga karena terjadi pergeseran tren pariwisata di kalangan traveler, dari semula destinasi yang ramai wisatawan, kini jadi destinasi yang less crowded.
"Ini terjadi karena terjadi pergeseran tren wisata kita, yang sekarang mengarah ke domestik, low mobility, dan less crowd," imbuh Sandiaga.
Selain menyoroti soal meningkatnya kunjungan ke desa wisata, Sandiaga juga menyebut desa wisata ternyata bisa turut mengubah arah kebijakan dari Kemenparekraf, kementerian yang dipimpin oleh Sandiaga. Dari semula lebih mementingkan wisatawan mancanegara, sekarang jadi lebih memperhatikan wisatawan nusantara.
"Yang menarik buat saya, selain meningkat 30% dari jumlah kunjungannya, tapi juga dampak dari pengarusutamaan atau mainstreaming desa wisata dalam kebijakan kami di Kemenparekraf. Kami juga mengubah kebijakan selama ini mengarah lebih ke wisatawan mancanegara jadi wisatawan nusantara," jelas Sandiaga.
Terakhir, Sandiaga menyebut desa wisata juga turut mengubah kebijakan Kemenparekraf sekarang jadi lebih memperhatikan soal Green Economy dan Circular Economy.
"Dulu kita tidak mengedepankan aspek-aspek Green Economy atau Circular Economy, sekarang desa wisata adalah lokus dimana kita bisa mengembangkan ekonomi hijau dan juga ekonomi circular," tutup mantan Wagub DKI Jakarta itu.
Editor: Khairiadi Asa