Mantan Anggota DPRD Kalsel H Misri Syarkawi Tutup Usia

H Misri Syarkawi

BORNEOTREND.COM – Mantan Anggota DPRD Kalsel, H Misri Syarkawi meninggal dunia, Selasa 8 Februari 2022M/7 Rajab 1443 H.

Politisi Partai Golkar ini menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Ulin Banjarmasin sekitar pukul 19.45 WITA dalam usia 64 tahun.

Rencananya, almarhum akan dimakamkan di Alkah Muhibbin IV Sekumpul, Rabu 9 Februari 2022 M/8 Rajab 1443 H. 

Sedikit banyaknya perjalanan karir politik H Misri Syarkawi menjadi politisi Partai Golkar dan Anggota DPRD Provinsi Kalsel ada keterkaitan dengan orang tua beliau H Syarkawie yang sering dipanggil orang Martapura dengan sebutan Guru H Syarkawie.

Semasa hidupnya, selain mengajar di pondok Pesantren Darussalam Martapura dan Sekolah Menengah Islam Hidayatullah (SMIH) Martapura yang kini berubah nama menjadi Pondok Pesantren Hidayatullah, Guru H Syarkawie juga pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Banjar mewakili Nahdlatul Ulama (NU). Kenapa mewakili kelompok Nahdiyin karena memang beliau termasuk salah seorang Wakil Ketua NU Cabang Kabupaten Banjar, yang saat itu Ketua Umumnya adalah KH Badaruddin atau yang lebih dikenal dengan Guru Ibad.

Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, H Misri Syarkawi sangat jauh untuk menjadi politikus. Sebab, dari jenjang pendidikan awal sampai tinggi, hampir tidak pernah menimba pengetahuan dan pengalaman di bidang politik. 

Beliau mengawali pendidikan di TK Aisyiah Muhammadiyah 2 tahun di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Martapura kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Budi Mulia 6 Tahun di Kelurahan Pasayangan Kecamatan Martapura, SMIH 6 tahun di Kelurahan Kraton Kecamatan Martapura dan terakhir kuliah di Fakultas Syariah IAIN Antasari Banjarmasin, lulus tahun 1984.

Jika menengok masa di sekolah menengah, hampir tidak terlihat benih-benih menjadi politisi karena pergaulan keseharian di luar jam sekolah lebih banyak menggeluti dunia olahraga, seperti kebanyakan masa seusia itu. 

H Misri Syarkawi pada masa remaja, banyak menghabiskan waktu berolahraga sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, catur, trambol, dan olah raga lainnya. Bahkan semasa itu, pernah dua kali mewakili Kabupaten Banjar pada Pekan Olah Raga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) tingkat Kalimantan Selatan di Banjarmasin pada cabang olahraga tenis meja. 

Sedangkan untuk berorganisasi hanya sempat mendapat kepecayaan sebagai pengurus Pelajar Islam Indonesia (PII) Rayon Pasayangan, dan itupun tidak terlalu aktif dalam kegiatan-kegiatannya. 

Tetapi setelah memasuki kuliah di Fakultas Syariah di IAIN Antasari Banjarmasin, mulai terasa benih-benih menjadi politisi, setelah melihat sejumlah tokoh kampus terjun ke dunia politik. Kemudian benih-benih jadi politisi semakin nampak di saat mulai aktif berorganisasi, baik organisasi mahasiswa di kampus maupun di luar kampus, khususnya di HMI, sehingga akhirnya dunia olahraga semakin terabaikan. 

Di kampus, H Misri Syarkawi terakhir menjabat sebagai Sekretaris Badan Pelaksana Kegiatan Mahasiswa (BPKM) IAIN Antasari, pengganti Dewan Mahasiswa, yang ketuanya Drs Safrul Rizali, asli kelahiran Pelaihari. Sedangkan di luar kampus, terakhir menjabat Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO-HMI) Kalimantan, yang waktu itu Ketua Umum PB HMI Ir H Harry Azhar Aziz, anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Golkar dan wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel, yang ketuanya waktu itu Ir Ahmadi Noor Supit, yang kini anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Golkar dan Wakil Ketua HAM Kalsel yang waktu itu Ketuanya Syahrani Ambo Oga, mantan Ketua KPU Kalsel.

Dalam meniti karier politik, H Misri Syarkawi akhirnya berlabuh di Partai Golkar. Kenapa di partai berlambang pohon beringin ini? karena pilihan Golkar sangat dipengaruhi kondisi saat itu. 

Waktu itu hanya ada tiga partai, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan Golkar. 

Mau masuk PPP agak sulit karena kental sistem kekeluargaan, unsur dan daerahisme. Walaupun peluang waktu itu masih ada melalui almarhum H Tajuddin Noor dari unsur Muslimin Indonesia (MI) yang kebetulan beliau juga alumnus HMI. Sementara mau masuk PDI juga agak berat karena saat itu terjadi perpecahan di tubuh PDI. Kendati demikian, peluang ke PDI masih ada melalui pak Roy, panggilan akrab almarhum Royani Aminullah dan Bachruddin Syarkawie yang juga alumnus HMI. 

Sedangkan ingin masuk Golkar juga agak berat karena dihadapkan sistem tiga jalur, walaupun peluang agak terbuka lebar melalui sejumlah alumnus HMI, di antaranya bapak HM Said, almarhum Drs H Gusti Hasan Aman, almarhum H Anang Adenansi, Drs H Djebar Hapip MA, almarhum Drs H Thaberani Djauhar, Bapak H Syamsul Muarif BA, almarhum Drs KM Karsayuda, dan lainnya. 

Kebetulan saat itu terjadi reformasi, akhirnya pilihan ke Golkar. Walau, saat itu partai berlambang pohon beringin ini dihantam badai hujatan. Tetapi H Misri Syarkawi percaya waktu itu partai Golkar yang dinakhodai Bapak HA Sulaiman HB bisa bertahan dan karier politiknya akhirnya bisa bekembang. 

Dan keyakinan ini ternyata terbukti, beliau mendapat kepercayaan sebagai salah seorang Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kalsel, dan dua periode menjadi anggota DPRD Kalsel dengan daerah pemilihan Kabupaten Tanah Laut. 

Saat jadi legislator, H Misri Syarkawi dapat kepercayaan menjabat Wakil Ketua Komisi A (Bidang Pemerintahan), Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan), Sekretaris Komisi B (Bidang Keuangan), Ketua Fraksi partai Golkar dan anggota Panitia Anggaran.

Penulis: Arif Rahman

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال