|
BERI KETERANGAN: Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Tanbu, Hj Mariani didampingi Kabag Ekonomi dan SDA Sekretariat Daerah, Didi Ali Hamdi menjelaskan kepada wartawan tentang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Nusantara Batulicin terkait Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2022 – Foto Dok
|
BORNEOTREND.COM – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Nusantara Batulicin terkait Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2022.
Kegiatan RUPS yang diadakan Senin (31/01/2022) lalu dalam rangka menciptakan daya saing dalam industri karet, antara lain dengan meningkatkan volume produksi dan mutu, menekan biaya olah sesuai sasaran yang ditetapkan, investasi pengadaan cadangan peralatan utama pengolahan, rekonfisi infrastruktur, dan lain-lain.
Dalam kegiatan itu, salah satu rencana menekan biaya adalah cara pengiriman ke Pelabuhan Banjarmasin menggunakan angkutan mobil truk. Berkaitan itu, diperlukan dukungan Pemkab Tanbu selaku Pemegang Saham untuk melakukan peningkatan akses dari Km 10/Desa Sarigadung menuju pabrik sepanjang kurang lebih 7 Km agar mobil truk kontainer bisa masuk langsung ke pabrik, sehingga biaya pengiriman SIR20 dapat dihemat hingga sebesar 50 persen.
RUPS juga dalam rangka penyampaian terkait peningkatan daya saing dalam perolehan bokar petani, yaitu melalui pinjaman modal kerja dengan bunga rendah.
Dalam RUPS RKAP itu, peserta RUPS ditanya secara langsung terkait persetujuannya. Kemudian terkait pelaksanaan audit eksternal laporan keuangan dan kinerja tahun 2022, akan menggunakan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sama dengan yang digunakan oleh Induk Perusahaan.
Rapat dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Tanbu, Hj Mariani yang didampingi Kabag Ekonomi dan SDA Sekretariat Daerah, Didi Ali Hamdi.
Mewakili Pemkab Tanbu, Hj Mariani dalam RUPS itu menyampaikan keinginan pemerintah daerah untuk menaikkan laba bersih di RKAP tahun 2022.
“Jadi, itu menjadi pekerjaan bagi direksi dan timnya, seperti yang kami sampaikan pada rapat kemarin bahwa cost (biaya) untuk produksi itu besar. Dari sekian item, cost produksi itu yang terbesar dari segi harga beli bokar,” katanya.
Sementara di pasar, harga bokar terbilang bersaing, sehingga diperlukan jika pabrik ingin terus berproduksi dan memiliki optimisme meningkatkan produksi dari 2.500 Kg/jam menjadi 2.600 Kg/jam, di sisi lain juga dianjurkan untuk memiliki kerjasama jangka panjang.
“Perusahaan juga berencana melakukan kerjasama dengan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang diharapkan akan lebih bisa bersaing dalam hal untuk memenuhi kapasitas produksi,” ungkapnya.
Terkait rencana investasi tahun 2022, ada beberapa item yang dibahas, didahulukan berdasar skala prioritas, dimana hal-hal yang tidak menunjang pada kenaikan produksi, laba dan kenaikan kapasitas produksi untuk dipending atau ditunda.
“Jadi, kita memang sangat berhati-hati dalam berinvestasi, banyak sekali yang harus kita lakukan, tapi kita tetap bersikap optimis, mudahan seiring dengan doa dan usaha kita akan ada perbaikan dan hasil yang lebih baik,” tutup Mariani.
Penulis: Jack