DONOR DARAH: Dokter Aulia Ramadhan Supit mengajak masyarakat untuk berdonor agar bisa memenuhi stok kantong darah di masa pandemi Covid-19 - Foto Dok |
BORNEOTREND.COM- Kembali dibatasinya aktivitas masyarakat karena varian Covid-19 jenis Omicron yang mulai mengganas di Banua, membuat produktifitas kantong darah di Unit Donor Daerah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Kota Banjarmasin ikut mengalami penurunan.
Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin Dokter Aulia Ramadhan Supit mengakui, akibat merebaknya varian Covid-19 jenis Omicron, kini produktiftas kantong darah ditempatnya turun hingga 50 persen dibanding hari biasa beberapa pekan terakhir ini.
"Karena dibatasi mobilitas masyarakat, orang jadi jarang lagi donor di UDD PMI Banjarmasin. Belum lagi even-even donor darah oleh instansi dan swasta yang tidak jadi dilaksanakan karena Banjarmasin masuk PPKM Level 3. Tentu membuat produktifitas kantong darah disini menjadi turun," ujarnya, Sabtu (19/2/2022).
Bahkan diprediksinya hingga akhir Februari 2022 nanti kemungkinan UDD PMI Banjarmasin hanya mampu memproduksi kantong darah separuhnya, dari 4.000 - 4.500 kantong darah yang biasa diproduksi tiap bulan.
"Padahal kebutuhan kantong darah saat ini cukup tinggi. Bahkan beberapa rumah sakit diluar Kota Banjarmasin cukup banyak yang memesan kantong darah disini, semisal di Kota Banjarbaru hingga Kabupaten Tala," tambahnya.
Ada pun untuk Plasma Konvalesen untuk pasien Covid-19, diakuinya stoknya untungnya masih jauh lebih baik dibanding kantong darah biasa. Karena mereka memiliki cukup stok, yaitu hingga 40 kantong yang disimpan di kulkas bantuan dari CSR PLN.
"Untungnya varian Covid-19 jenis Omicron ini rata-rata gejalanya ringan saja, jadi kebutuhan Plasma Konvalesennya tidak banyak. Kalau banyak tentu makin kesulitan kita, karena harus memenuhi keduanya sekaligus, yaitu kantong daerah dan Plasma Konvalesen," katanya.
Dalam kesempatan ini dirinya pun berharap agar penyebaran varian Covid-19 jenis Omicron bisa segera ditekan, agar masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Dengan demikian minat masyarakat untuk donor darah pun menjadi tinggi lagi.
"Sebab kalau kondisinya seperti ini terus sampai Ramadhan nanti, makin kesulitan kita memenuhi stok kantong darah. Apalagi kan biasanya di momen Ramadhan minat masyarakat mendonor rendah sedangkan kebutuhan kantong darah relatif tinggi," tukasnya.
Penulis: Arief Rahman