GULA AREN: Seorang warga mengolah air nira menjadi gula aren – Foto Dok |
BORNEOTREND.COM – Di Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan terdapat puluhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi produsen gula aren. Mereka tersebar di beberapa desa di Kecamatan Lampihong.
Satu satu desa yang terkenal dengan produsen gula arennya adalah Desa Matang Hanau. Dimana nama Hanau tersebut berarti pohon aren. Benar saja di Desa Matang Hanau banyak terdapat pohon hanau atau pohon aren.
Aslam warga Desa Matang Hanau, Kecamatan Lampihong yang menjadi salah satu pembuat gula aren, mengaku sudah puluhan tahun membuat bahan makanan yang akrab disebut masyarakat Kalsel gula habang.
“Saya membuat gula habang sudah puluhan tahun, tapi juga sambil usaha sampingan. Tetapi ketika masa pandemi ini, sekitar satu tahun ini saya fokus untuk membuat gula habang,” tutur Aslam, Selasa (1/3/2022).
Dalam sehari, Aslam mengaku mampu mengumpulkan tujuh jerigen atau sekitar 35 liter air nira dari tujuh pohon aren miliknya yang berada di belakang rumahnya.
Dalam satu hari, Aslam mampu membuat 10 biji gula habang yang beratnya sekitar satu setengah kilogram dengan harga Rp 25 ribu. “Kalau gula habang yang kecil semacam di tugu yang terletak di pusat Kecamatan Lampihong mungkin seharinya bisa menghasilkan 50 biji dengan harga tiga ribu rupiah per bijinya,” kata dia.
Aslam sendiri masih menggunakan peralatan manual untuk membuat gula aren atau gula habang. Sedangkan untuk proses pematangannya memakan waktu sekitar delapan jam dengan api yang terus menyala.
“Pengolahan bisa mencapai 8 jam, air laang (air aren, red) harus benar-benar matang, dan warnanya mulai merah kehitaman yang tandanya matang,” tuturnya.
Ia mengatakan, gula habang atau gula aren yang diolah di tempatnya merupakan gula aren asli tanpa campuran gula pasir, murni air aren yang diolah. “Kualitas adalah yang utama,” tegasnya.
Penulis: Sri Mulyani