Sekda Kota Banjarbaru Drs. H. Said Abdullah, M. Si setelah menyerahkan bingkisan kepada para pasien. (Foto: Oriz) |
BORNEOTREND.COM – Tanggal 8 Mei merupakan hari yang dicetuskan sebagai World Thalassemia Day atau Hari Thalassemia Sedunia. Hari ini diperingati agar masyarakat dunia bisa melek terhadap thalassemia dan segala dampak merugikan yang bisa ditimbulkannya.
Thalassemia merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kelainan pada mekanisme produksi hemoglobin. Bertempat di Aula Besar Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Kota Banjarbaru Lantai 4, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui RSDI Kota Banjarbaru memperingati World Thalassemia Day dan Launching Layanan Unggulan Hematologi-Onkologi Anak (Thalassemia), pada (11/05/2022) Rabu pagi.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru Drs. H. Said Abdullah, M. Si, kemudian dilanjutkan laporan dari Plt. Direktur RSDI Kota Banjarbaru dr. Dani Indrawardhana, sambutan dari Direktur Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Dr. H. Mahpolah, M. Kes, dan sambutan dari Komandan Yonif 623 Mayor Infanteri Dimas Yamma Putra, S. Sos.
Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan Perjanjian Kerja Sama atau PKS antara RSDI Kota Banjarbaru dengan Batalyon Infanteri 623 tentang kegiatan donor darah dan pemenuhan ketersediaan darah di RSDI Kota Banjarbaru.
Sekda Kota Banjarbaru Drs. H. Said Abdullah, M. Si menjelaskan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kota Banjarbaru terhadap para pasien Thalassemia.
“Ini bentuk kepedulian kita terhadap Kota Banjarbaru dan juga Kalimantan Selatan, bahwa kita peduli terhadap pasien Thalassemia,” katanya.
Beliau juga menuturkan kondisi pasien Thalassemia di Kota Banjarbaru memerlukan 120 sampai 160 kantong darah perbulan, sehingga perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Kita berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi permasalahan yang dihadapi pasien-pasien Thalassemia, yang pertama mereka ini kekurangan darah, tadi telah disampaikan 120 sampai 160 kantong darah per bulan, ini tidak bisa diatasi oleh RSDI sendiri, oleh karena itu mari kita bekerja sama dengan semua komponen yang ada di Banjarbaru ini baik dari PMI, POLRI, mapun lembaga pendidikan, semua yang ada kepedulian terhadap ini akan kita garap, sehingga kita bisa atasi Thalassemia ini,” tuturnya.
Sementara itu, Komandan Yonif 623 Mayor Infanteri Dimas Yamma Putra, S. Sos dalam sambutannya menjelaskan alasan melaksanakan PKS dengan RSDI terkait pemenuhan ketersediaan darah, agar para prajurit terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan di masyarakat.
“Kami ingin berpartisipasi, kami ingin terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, jadi saya ingin mengajak rekan-rekan saya di Batalyon itu donor,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan dari Sekda Kota Banjarbaru sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada para pasien yang rajin kontrol dan minum obat, kemudian dilanjutkan dengan paparan dari dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, Sp. A (K).
Thalassemia umumnya menurun secara genetik. Jadi seorang anak memiliki kemungkinan 25% untuk mengalami thalassemia mayor jika dirinya lahir dari pasangan pembawa sifat penyakit terkait.
Namun, berbagai kemajuan di bidang penelitian dan pengembangan teknologi telah mengubah thalassemia dari yang awalnya merupakan penyakit fatal menjadi suatu kondisi yang dapat dikelola. Sehingga angka harapan hidup penderita Thalassemia juga meningkat pesat dari pada sebelumnya.
Semoga upaya dari Pemerintah Kota Banjarbaru untuk menangani pasien Thalassemia bisa berjalan dengan baik dan banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sumber: mediacenter.banjarbaru