WASPADA: Cacar Monyet sudah menyebar ke negara Australia - Foto Nett |
BORNEOTREND.COM- Pemerintah Australia telah menemukan sebuah kasus monkey pox virus (MPXV) atau cacar monyet di wilayah Melbourne. Penemuan ini merupakan yang pertama di Negeri Kanguru.
Dalam sebuah keterangan, pasien adalah seorang pria berusia 30-an tahun. Ia baru saja mengunjungi Inggris, di mana virus baru-baru ini ditemukan.
Departemen Kesehatan Negara Bagian Victoria mengatakan bahwa pria itu mendapatkan gejala pada 16 Mei 2022 lalu. Saat ini, pria tersebut telah diisolasi dan pihak berwenang masih menyelidiki setiap orang yang berdekatan dengannya.
"Penumpang yang duduk di dekat pria itu dalam penerbangan EY10 dari London ke Abu Dhabi pada 14 Mei 2022 dan penerbangan EY462 dari Abu Dhabi ke Melbourne sudah dihubungi untuk diperingatkan guna memantau gejalanya," ujar laporan media Australia, 9News.au, Jumat (20/5/2022).
Sementara itu, pihak berwenang di Negara Bagian New South Wales (NSW) juga menemukan indikasi seorang warga lain yang terpapar cacar monyet. Wilayah, yang mencakup kota Sydney, itu mengatakan bahwa warga itu sebelumnya tiba dari Eropa.
Kasus cacar monyet merupakan penyakit yang endemik di Afrika Tengah atau Barat. Namun akhir-akhir ini virus itu telah muncul di Inggris, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat (AS), Italia, Swedia, Prancis, dan Kanada.
Seperti namanya, virus berasal dari infeksi pada monyet. Dilansir dari laman CDC, virus merupakan bagian dari genus Orthopoxvirus, yang juga mewadahi virus serupa yakni variola (penyebab cacar), vaccinia (digunakan dalam pembuatan vaksin) dan cacar sapi (cowpox virus).
Cacar menyerang monyet pertama kali tahun 1958, di laboratorium penelitian monyet di Kopenhagen, Denmark. Sementara itu, kasus cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Sementara itu, dimuat di laman yang sama, Kepala Petugas Kesehatan Victoria Brett Sutton mengatakan bahwa virus ini tidak begitu menular layaknya Covid-19. Klaim serupa juga diperkuat dokter penyakit menular setempat.
"Kami tidak akan menyarankan siapa pun untuk menunda rencana perjalanan mereka, menyusul penemuan virus di Inggris dan beberapa negara Eropa," ujar Sutton.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mengatakan gejala cacar monyet sangat mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar. Namun secara klinis penyakit itu tidak terlalu parah.
Badan global itu menambahkan bahwa penyakit itu juga dapat diantisipasi dengan vaksin cacar biasa.
"Itu ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi," kata lembaga itu.
Sumber: CNBC Indonesia