Ba'arian, Tradisi Kebersamaan Saat Musim Tanam dan Panen di Kabupaten Balangan

BA’ARIAN: Sejumlah kecil petani di Kabupaten Balangan masih mempertahankan Ba’arian yakni tradisi bergantian menggarap atau memanen kebun atau sawah dari salah satu lahan milik warga ke lahan warga lainnya – Foto Dok


BORNEOTREND.COM – Ba’arian. Mungkin kata tersebut agak asing terdengar di telinga kita, terlebih di zaman modern seperti sekarang ini.

Ba'arian merupakan budaya kebersamaan, persaudaraan, tolong menolong dan gotong royong yang sering digunakan masyarakat di Kabupaten Balangan dalam bertani, baik itu pada masa musim tanam ataupun panen.

Tradisi Ba'arian masih bisa dijumpai di perkampungan di Balangan, meski tradisi ini sudah mulai memudar di kalangan masyarakat. 

Ba'arian merupakan sebuah bentuk kearifan lokal yang terbangun di tengah masyarakat. Prosesi Ba'arian dapat diartikan dengan bergantian menggarap atau memanen kebun atau sawah dari salah satu lahan milik warga ke lahan warga lainnya.

Radiah, warga Balangan menyebut, dengan Ba'arian dapat mengurangi biaya baik itu saat musim tanam ataupun panen.

"Tradisi Ba'arian masih ada digunakan di kampung kami. Namun tradisi Ba'arian sekarang tidak seperti dahulu, saat ini Ba'arian tidak sebanyak dulu," ujarnya di Paringin, Kamis (2/6/2022).

Radiah mengatakan, dalam Ba'arian warga pemilik lahan hanya menyediakan minuman seperti kopi dan teh disertai makanan ringan dan makan siang. 

Untuk proses Ba'arian diikuti beberapa orang petani yang bersama-sama menggarap kebun atau sawah, dari lahan salah satu petani bergantian ke lahan petani lainnya yang ikut Ba'arian.

"Dengan Ba'arian, kita bisa saling menjaga kebersamaan, kekeluargaan antara petani, dan di sanalah terbangunnya solidaritas," katanya.

Penulis: Sri Mulyani

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال