KONFRENSI PERS: ACT menggelar konfrensi pers untuk meluruskan isu negatif yang berhembus di organisasinya - Foto Nett |
BORNEOTREND.COM- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar buka-bukaan mengenai kabar gaji pimpinan mencapai Rp150 - Rp250 juta. Dirinya mengatakan pemberlakuan gaji itu tidak berlaku permanen.
"Jadi kalau pertanyaannya mulai kapan, sempat diberlakukan di 2021, tapi tidak berlaku permanen," ujar Ibnu dalam konferensi pers, Senin (4/7/2022).
Dirinya kemudian menerangkan gaji pimpinan ACT di level presidium saat ini tak mencapai Rp100 juta. Ia juga tidak tahu-menahu soal data gaji pimpinan mencapai Rp250 juta.
"Tentang gaji, berapa yang diterima saat ini. Kami sampaikan di level saya saja itu, sebagai Presiden ACT itu, ya presidium, itu yang kami terima tidak lebih dari Rp100 juta untuk lembaga yang mengelola 1.200 karyawan. Untuk Rp250 juta kami tidak tau datanya dari mana," sambungnya.
Dirinya tak merinci berapa besaran gaji yang tak lebih dari Rp100 juta itu. Dia menerangkan setelah Januari 2021 terjadi filantropi yang tidak stabil.
"Kami memilah dua hal, apakah kami akan mengurangi karyawan waktu itu, atau kamu mengurangi beberapa alokasi dana kepada karyawan. Beberapa karyawan memilih kami sharing aja supaya agar kami mengurangi, menanggung, sehingga kami dikurangi secara kolektif," ucapnya.
Diketahui Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengakui adanya pengurangan SDM hingga 560 karyawan. Pengurangan karyawan ini gegara pandemi Covid-19.
"Kita memahami semenjak pandemi Covid-19 menghantam bangsa kita, dan ini sudah tahun ketiga, tidak menutup kemungkinan bagi kami juga beberapa perusahaan dan lembaga-lembaga mengalami dampaknya, tidak terkecuali lembaga ACT," bebernya.
"Saat ini di tahun 2021, awal tahun 2021, kami memiliki SDM 1.688 orang, dan pada saat ini SDM terkini pada Juli 2022 ini jumlahnya 1.128 (karyawan)," lanjutnya.
Dirinya menuturkan, dengan pengurangan SDM ini, diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja ACT. Selanjutnya ACT akan mengoptimalkan peran dan fungsi karyawan yang tersisa.
"Kami berharap pengurangan karyawan ini untuk meningkatkan produktivitas kerja, di samping kita juga optimalkan beberapa karyawan karena saat ini mengharuskan lembaga ini bisa berjalan lebih baik ke depan," tukasnya.
Sumber: Detik