Siap Transisi Energi, Wali Kota Banjarbaru Bersama PLN Sosialisasikan Kompor Induksi

 

MENCICIPI: Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Arifin (tengah) saat mencoba salah satu masakan yang diolah menggunakan Kompor Induksi - Foto Dok

BORNEOTREND.COM- PT PLN (Persero) bersama Wali Kota Banjarbaru siap sukseskan transisi energi dengan melakukan sosialisasi manfaat dan penggunaan Kompor Induksi ke masyarakat, Rabu (24/8/2022) lalu di  Kantor Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalsel.

Hal ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam mendukung program pemerintah terkait konversi kompor LPG ke kompor Induksi.

Konversi kompor LPG ke kompor induksi ini merupakan kontribusi PLN dalam menjalankan program pemerintah untuk mengurangi impor gas LPG. Kalimantan Selatan yang menjadi  Pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi ini dilaksanakan di Kota Banjarbaru dengan menyasar kepada 30.000 Keluarga Penerima Manfaat dengan golongan daya listrik 450 VA dan 900 VA. 

Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UIW Kalselteng) Samuji mengatakan, konversi kompor ini dilakukan PLN untuk menekan ketergantungan impor LPG yang terus meningkat. Masyarakat menengah kebawah yang biasanya memakai LPG bersubsidi untuk kebutuhan perdapuran dirumah menjadi sasaran konversi ini, sekaligus upaya PLN dalam membantu pemerintah untuk mengurangi beban subsidi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Mendukung program pemerintah dalam kemandirian energi nasional sekaligus amanat Presiden RI Joko Widodo. Melalui konversi ini menjadi langkah menghemat APBN untuk memperbaiki neraca keuangan negara,” ujarnya.

 

Ada pun Pilot Project konversi kompor yang akan dilaksanakan oleh PLN di Kota Banjarbaru ini menyasar 30.000 pelanggan dengan ketentuan : 

  1. Pelanggan golongan tarif Rumah Tangga daya 450 VA dan 900 VA Subsidi menurut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Non DTKS.
  2. Usaha Mikro golongan tarif Bisnis daya 450 VA – 5.500 VA Subsidi.
  3. Pengguna kompor LPG 3 kg daya 450 VA dan 900 VA dan Usaha Mikro berdasarkan pendekatan kewilayahan.


“Pelanggan PLN yang masuk dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan mendapat bantuan berupa kompor induksi, beserta instalasi listrik dan alat masaknya, kemudian akan diedukasi oleh petugas kami nantinya terkait cara mengoperasikannya. Harapan PLN dan pemerintah masyarakat dapat memesak denga naman, nyaman dan praktis.” terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Arifin memberikan apresiasinya kepada program pemerintah pusat melalui PLN yang akan melakukan konversi kompor gas LPG ke kompor induksi di Banjarbaru.

“Terima kasih PLN yang memberikan solusi kompor induksi yang akan membantu menjawab keluhan masyarakat yang sering saya terima melalui DM Instagram dan Whatsapp mengatakan bahwa sekarang LPG 3 kg susah didapat dan mahal di Banjarbaru,” tuturnya.

Dirinya juga mengajak kepada seluruh tokoh masyarakat bersama-sama untuk membantu mensukseskan program pemerintah pusat ini, yang akan berdampak baik untuk pertumbuhan dan kualitas ekonomi masyarakat.

“Bapak dan Ibu tokoh masyarakat mari sukseskan konversi kompor induksi ini dengan mendukung PLN saat pendistribusiannya nanti dan menjelaskan kepada masyarat terkait manfaat yang didapatkan dengan konversi ini,” bebernya.

Dalam kesempatan sosialisasinya, Wali Kota Banjarbaru juga mencoba langsung makanan yang didemokan PLN kepada tokoh masyarakat. Ia mengatakan masakan yang dimasak dengan kompor induksi memiliki keunggulan kematangan yang merata dan tentunya nyaman, aman dan praktis.

“Jadi karena makanan yang dimasak ini menggunakan kompor induksi dengan panas yang pas dan merata dan dibantu fitur keamanan timer sehingga masakan dapat masak merata dan pastinya hasilnya juga enak,” ungkapnya.

Selain itu dirinya juga berharap dengan konversi Kompor induksi di Kota Banjarbaru dapat membantu masyarakatnya untuk perbaikan ekonomi dan meningkatkan keamanan dalam memasak yang tentunya mengurangi resiko kebakaran akibat kebocoran gas yang biasanya terjadi.

“Kita berharap dengan konversi kompor induksi ini dapat mengurangi beban masyarakat terutama kesulitan mencari gas melon 3 kg dapat terkurangi, sekaligus dapat mengurangi pengeluaran masyarakat sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat,” tuturnya.

Sekedar diketahui, antusiasme peserta sosialisasi sangat terlihat dengan banyaknya tanggapan positif serta di akhir sosialisasi ada praktek menggunakan kompor induksi. Para peserta mencoba memegang kompor yang tidak panas dan tidak menyetrum sehingga menggambarkan bahwa kompor induksi sangat aman untuk digunakan.

Sumber: PLN UIW Kalselteng

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال