BORNEOTREND.COM – 15 Desa di Kabupaten Balangan yang tergabung dalam Program Kampung Iklim (Proklim) asuhan Dinas Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPLH) Kabupaten Balangan dan mitra kerjanya Balangan Coal Grup melakukan studi banding terkait Proklim, lebih khusus tentang pengelolaaan persampahan ke Kota Banjarbaru.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 25 hingga 27 September 2022 ini berlangsung di dua tempat berbeda.
Di tempat pertama, para peserta mengenal dan mempelajari bagaimana pengelolaan sampah di Bank Sampah Induk Sekumpul, mulai dari pengambilan, penyortiran sampai pengolahan sampah.
Dari Bank Sampah ini, para peserta juga dapat memanfaatkan bahan tak terpakai menjadi barang yang bernilai rupiah.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan di DPLH Balangan, Dessy Reyhanie menjelaskan, penting bagi setiap desa yang ikut Proklim membekali wawasan sebagai dasar menjalankan program di desanya masing-masing.
"Untuk mengembangkan wawasan, perlu adanya pembelajaran dari orang yang sudah sukses. Itulah tujuan studi banding ini, agar masyarakat bisa menerapkan ilmu yang di dapat setelah pulang ke desanya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Balida, Sahridin setuju perlu adanya ilmu persampahan, mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap barang yang sudah tidak digunakan lagi.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk bagaimana cara pengelolaan sampah. Harapannya setelah ini, apa yang didapat di sini dapat diterapkan di kampung dan berguna bagi masyarakat. Serta kesadaran masyarakat tentang sampah selama ini yakni sampah hanya dijadikan dan dianggap barang yang tidak berguna serta dibuang sembarangan," paparnya.
Selanjutnya, para peserta juga mengunjungi tempat studi banding yang kedua, yakni Kampung Iklim Landasan Ulin Banjarbaru lebih tepatnya di Kelurahan Landasan Ulin Timur.
Di tempat ini, para peserta mempelajari mengenai pembudidayaan ternak, mulai dari unggas sampai dengan perikanan.
Tak hanya mempelajari budidaya ikan, di sana peserta juga mempelajari bagaimana mengelola kawasan agar lingkungan tersebut terasa nyaman terhadap siklus perubahan iklim dan dapat menjadikan ladang usaha pagi warga sekitar.
Pelaksana Program CSR Balangan Coal Grup, Heriyansyah Rusli berharap dengan adanya kegiatan studi banding ini, para peserta dapat mengambil ilmu untuk dibawa pulang ke kampung masing-masing untuk diterapkan.
"Dengan adanya pengayaan wawasan, desa yang hari ini berhadir dapat bergerak dan mempunyai keterampilan dalam mengelola potensi lingkungan semakin baik lagi," pungkasnya.
Penulis: Sri Mulyani