GANGGUAN: Aplikasi pelacak virus corona (Covid-19) Indonesia PeduliLindungi tidak bisa diakses oleh pengguna sejak Rabu (14/9/2022) pagi - Foto Net. |
BORNEOTREND.COM - Aplikasi pelacak virus corona (Covid-19) Indonesia PeduliLindungi tidak bisa diakses oleh pengguna sejak Rabu (14/9/2022) pagi.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada pukul 09.15 WIB, pengguna aplikasi tidak bisa log in dan muncul pop up notifikasi bertuliskan 'error_json'.
Melalui cuitan di akun Twitter @PLindungi, mereka meminta maaf dan memastikan tim teknis PeduliLindungi sedang melakukan perbaikan segera agar layanan aplikasi web dan aplikasi mobile dapat segera digunakan kembali. Mereka juga meminta agar masyarakat melakukan pembaruan aplikasi pada versi teranyar.
"Kementerian Kesehatan sudah menginformasikan ke pihak KKP, pengelola bandara, dan transportasi publik lainnya untuk tetap memberikan layanan. Mohon maaf sekali lagi atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," cuit @PLindungi, Rabu (14/9/2022).
Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes juga telah memberikan pernyataan. Kemenkes menyebut, saat ini laman web dan aplikasi PeduliLindungi tidak dapat diakses karena sedang dalam proses pemeliharaan rutin.
Kemenkes meminta agar masyarakat tenang dan dapat menunjukkan sertifikat vaksin yang telah diunduh dan disimpan saat melakukan perjalanan dengan transportasi publik.
"Dalam beberapa jam web dan aplikasi PeduliLindungi dapat segera digunakan kembali," kata Kemenkes.
PeduliLindungi merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Aplikasi ini memiliki beberapa fungsi, antara lain memberikan peringatan kepada pengguna jika berada di area yang terdapat banyak kasus positif Covid-19.
Melakukan pengawasan pergerakan orang-orang yang terpapar Covid-19, mengunduh sertifikat vaksin, memberikan informasi hasil tes Covid-19, dan menjadi sarana untuk mengakses layanan transportasi publik dan tempat publik lainnya.
Ke depannya PeduliLindungi akan bertransformasi menjadi citizen health app yang terintegrasi dengan data rekam medis serta aplikasi-aplikasi kesehatan lainnya
Sumber : CNN Indonesia