Aplikasi ini dikembangkan oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama dan sudah bisa diakses melalui PlayStore.
“Aplikasi Ustadzkita diharapkan bisa diakses masyarakat umum sehingga masyarakat bisa mencari dai untuk diundang memberikan tausiah dan pemahaman keagamaan," kata Yaqut, dikutip dari siaran pers Kemenag.
Menjadi dai, sambung Yaqut, bukan hal mudah. Dai bukan hanya orang yang piawai menyampaikan orasi, atau dapat berbicara dengan baik dan runut, diselingi sedikit humor sehingga objek dakwah terhibur.
"Akan tetapi, dai adalah orang yang bisa menyampaikan pendapat dan pesan keagamaan sesuai dengan pikiran pendengar, dan ini tidak mudah. Dibutuhkan seni tersendiri untuk melakukan hal ini," tambahnya.
Selain sebagai pencemaran, lanjut Gus Men, panggilan akrab Yaqut, dai juga mengemban peran penting sebagai pembawa kasih sayang di tengah masyarakat.
"Dulu orang mengasihi karena agama. Sekarang ada orang yang menggunakan agama untuk membenci satu sama lain. Tentu ini pekerjaan rumah yang harus ditanggung para dai. Tidak boleh lagi ada kebencian yang terjadi atas nama agama," pungkasnya.
Sumber : viva.co.id