Warga Desa Riwa Keluhkan Air Sungai Keruh, Diduga Karena Aktivitas Tambang Batubara

KERUH: Air Sungai Kelampaian, Desa Riwa, Kecamatan Batumandi keruh sehingga tidak bisa digunakan warga untuk mandi dan kebutuhan air bersih – Foto Dok


BORNETREND.COM - Warga di Desa Riwa, Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan mengeluh dengan kondisi air sungai yang keruh.

Keluhan warga ini terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial, dimana seorang kakek yang merupakan warga Desa Riwa mengungkapkan kalau sungai itu dipergunakan warga untuk aktivitas sehari-hari, seperti mandi. Namun karena keruh warga sulit mengunakan air sungai tersebut.

Kakek itu juga berkata sambil menunjuk-nujuk ke sebuah arah kalau di tempat yang dia tunjuk itu ada aktivitas tambang.

"Ini mulai dari kemarin, to orang manganu batubara di Guha (Mulai dari kemarin ada orang melakukan aktivitas penambangan batubara di Desa Guha, red). Ini biasanya di pakai untuk mandi," ucapnya juga dalam postingan medsos akun Habar Balangan tersebut.

Dalam caption pada postingan tersebut menyebutkan kalau warga juga mengeluhkan air keruh di sungai.

"Warga sebut ada aktivitas penambangan serta aktivitas pembuangan air tambang menggunakan pompa hingga berimbas ke aliran sungai warga," tulis caption tersebut.

Borneo Trend yang melakukan pemantauan di lapangan mencatat, nama sungai yang dimaksud warga tersebut adalah Sungai Kelampaian, Desa Riwa, Kecamatan Batumandi. Tepatnya di daerah aliran Pintu Air Tabat Riwa.

Masyarakat menyebutkan, air keruh tersebut berasal dari tambang batubara di Desa Guha, yang berada di aliran bagian hulu sungai tersebut.

Sementara itu, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Balangan ketika dikonfirmasi masalah ini tidak memberikan respon.

“Usai mendapat nomor WA bersangkutan, Kabid Persampahan Kabupaten Balangan tidak memberikan respon. Padahal kami dari media meminta untuk melakukan pengecekan PH air di sungai tersebut, namun tidak mendapat tanggapan pesan yang dikirim hanya bercenatang biru dua, menandakan pesan sudah dibaca,” kata salah seorang wartawan yang tidak mau disebutkan namanya.

Wartawan tersebut mengaku masih menunggu tanggapan dari DLH Balangan, apakah keruhnya air sungai akibat dampak dari pencemaran limbah tambang atau dampak lainnya.

Setelah dilakukan pemantauan ke lapangan, beberapa awak media memang benar menyaksikan sendiri, air di aliran sungai tersebut tampak keruh.

Penulis: Sri Mulyani

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال