WAWANCARA: Pengamat dan Peneliti Sosiologi dari AP3SI dan LP2D Damai Alam Usop, S.Sos - Foto Dok |
BORNEOTREND.COM- Aksi demonstrasi, Kamis (10/11/2022) lalu didepan Kantor Gubernur Kalteng yang sempat diwarnai keributan antara massa dari Gerakan Rakyat Kalteng (GERAK) dengan Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM) disayangkan oleh sejumlah pihak.
Aksi demonstasi sendiri berlangsung ricuh karena upaya massa GERAM untuk menyegel kantor gubernur, diprotes bahkan digagalkan oleh massa dari GERAK.
Gesekan antar kedua kubu memang sejak awal sudah diprediksi akan terjadi. Hal itu karena kedua massa melakukan orasi secara bersamaan di hari yang sama namun berbeda arah dan tujuan. Pihak GERAM menuntut realisasi janji-janji manis pemerintah daerah, sementara pihak GERAK melontarkan kalimat mendukung berbagai program yang sudah dilakukan pemerintah daerah.
Pengamat dan Peneliti Sosiologi dari Asosiasi Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI) dan Lembaga Penelitian dan Pendidikan Demokrasi (LP2D) Damai Alam Usop, S.Sos menyesalkan adanya gesekan antara kedua kubu dalam aksi demonstrasi tersebut.
“Saya menyesalkan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dihalang-halangi, diintimidasi bahkan diskriminasi. Padahal menyuarakan aspirasi itu adalah hal yang wajar, bahkan merupakan bagian penting dalam kehidupan berdemokrasi dan bernegara,” tegasnya.
Baginya hadirnya aksi tandingan dalam aksi demonstrasi yang dilakukan merupakan sebuah kemunduran dalam berdemokrasi dan jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan pembangunan di Provinsi Kalteng kedepannya.
“Ini sudah mencoreng nama demokrasi dan hak kebebasan berpendapat dan berekspresi di depan umum. Kebebasan berpendapat adalah hal yang penting didalam negara demokrasi, bagaimana mau menjunjung kepentingan bersama jika tidak melibatkan seluruh masyarakat. Kebebasan berpendapat kadang dibatasi hanya untuk kepentingan kalangan atas atau golongan kuat,” tukasnya.
Penulis: TR