![]() |
IDEOLOGI PANCASILA: Wapres Ma'ruf Amin menyebut Pancasila dipastikan sangat relevan dalam menghadapi tantangan zaman - Foto Net. |
"Dalam perjalanan sejarahnya Pancasila sebagai dasar negara selalu dihadapkan dengan tantangan tidak ringan, akan tetapi Pancasila selalu berdiri kokoh,” ujar Wapres.
Menurutnya, Pancasila bersifat terbuka, tidak kaku yang selalu mengedapankan nilai-nilai luhur.
Pancasila, lanjut Wapres, adalah kesepakatan mulia lahir sebagai Ideologi Negara yang menyatukan tekad semua orang dan golongan. Pancasila dan agama juga tidak saling bertentangan dan tidak saling menjatukan, justru saling memperkuat.
"Seorang muslim yang baik, ia adalah muslim yang Pancasilais dan seorang Pancasilais dia adalah muslim yang baik,” kata Wapres.
Kepala Daerah Kabupaten Kota dan Aparatur Negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, Wapres menekankan untuk selalu mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan-kebijakan serta dalam berkehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Tidak hanya itu Kepala Daerah dan Aparatur Negara juga harus ikut serta dalam menghantarkan Indonesia maju dengan mengelola agenda pembangunan nasional.
Wapres juga menyebut Indonesia perlu konsisten menata, memperbaiki pengelolaan pemerintahan dari dimensi stabilitas, akuntabilitas kualitas yang berdadarkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Mantan Anggota Dewan Pengarah BPIP itu berpesan, menghadapi pemilu 2024, nilai-nilai Pancasila harus dijadikan lokomotif dalam pesta demokrasi tersebut. "Menuju Demokrasi 2024 jadikanlah nilai-nilai Pancasila menjadi lokomotif. Hilangkan diskriminasi, tidak memandang ras, agama, suku budaya, adat Bahasa.”
Wakil Kepala BPIP Karjono mengatakan diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah berangkat dari keprihatinan. "Bapak Ibu sekalian sudah 23 tahun Pancasila vakum sehingga generasi milenila tidak mengenal Pancasila, maka sangat penting Pancasila dibumikan kembali,” ujarnya.
ASN, kata dia, merupakan pelayan Publik yang wajib mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di era globalisasi ini banyak sekali tantangan diantaranya dampak perang negara luar, narkoba, korupsi, terorisme. Maka dari itu dia berharap ASN harus menjadi garda terdepan dalam menghadapinya.
Sangat memprihatinkan ketika berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) 85 persen generasi milenial terpapar radikalisme. "Hal itu karena belum tumbuh ketertiban, belum tumbuh kepatuhan hukum, belum tumbuh itikad baik dalam bermedia sosial.”
Berdasarkan data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Menpan-RB) setiap bulan 10 ASN dipecat karena radikalisme dan terorisme. "Para ASN ini tidak memegang teguh nilai-nilai Pancasila ada yang ingkar sumpah jabatan, ingin mengganti dasar negara, melawan UU dan Ideologi Pancasila,” ujar dia. Dalam kesempatan tersebut dia juga mensosialisasikan Salam Pancasila, sebagai adopsi salam kemerdekaan.
Sumber : tempo.co