Di 2023, Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Bisa Turun Jadi 4,7%

EKONOMI RI 2023: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan ada risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 menjadi 4,7% - Foto Net.


BORNEOTREND.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan ada risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 menjadi 4,7%. Hal itu menjadi tantangan dalam mengumpulkan penerimaan negara.

Demikian kata Sri Mulyani di akun Instagram resminya @smindrawati. Dalam unggahannya, Bendahara Negara itu tampak memotong tumpeng untuk merayakan penerimaan pajak 2022 yang telah melampaui target Rp 1.485 triliun dan mengingatkan bahwa tantangan 2023 cukup berat.


"Tahun depan, target penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.718 triliun, target yang dihitung dengan sangat berhati-hati dan mempertimbangkan koreksi harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan perekonomian di angka 4,7%. Ini sebuah tantangan bagi @ditjenpajakri," tulis Sri Mulyani dikutip Minggu (25/12/2022).


Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan di level 5,3%. Angka itu ditetapkan bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam bentuk Undang-Undang (UU) Nomor 28 Tahun 2022 tentang APBN Tahun Anggaran 2023.

Sejauh ini pemerintah belum mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi 2023. Namun apabila terdapat perkembangan yang signifikan pada tahun depan, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan asumsi APBN seperti yang terjadi pada tahun ini dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022.

Sebelumnya sejumlah lembaga Internasional memang merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 menjadi 4,7%. Angka itu berasal dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang awalnya memproyeksikan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh 5,3%, lalu merevisinya menjadi 4,7%.

Selain OECD, lembaga-lembaga lainnya pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Bank Dunia merevisi proyeksinya dari 5,1% menjadi 4,8%, Asian Development Bank (ADB) dari 5,4% menjadi 5%, dan International Monetary Fund (IMF) yang menurunkan proyeksi dari 5,3% ke 5%.

Sumber : detik.com

 
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال