ERUPSI GUNUNG SEMERU: Akibat kejadian erupsi gunung semeru, jumlah pengungsi yang tersebar di 21 titik tersebut diperkirakan mencapai 2.000 orang - Foto Net. |
"Berdasarkan pendataan kami tercatat ada 21 titik yang digunakan warga untuk mengungsi yakni sejumlah balai desa, masjid, lapangan, dan lembaga pendidikan yang tersebar di Kecamatan Candipuro," kata Sekretaris Kecamatan Candipuro Abdul Aziz dikutip dari Antara pada Senin, 5 Desember 2022.
Dia menyampaikan tak ada warga yang tinggal di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Candipuro. Alasannya karena kawasan tersebut sudah dikosongkan sejak setahun setelah terjadi bencana erupsi dan awan panas guguran (APG).
"Sebagian besar warga yang mengungsi karena panik dan masih trauma dengan bencana APG Semeru yang mengakibatkan keluarga mereka meninggal dunia," tuturnya.
Aziz mengatakan penyintas yang terdampak APG Semeru setahun lalu sudah menempati hunian tetap. Lalu, hunian sementara yang direlokasi di Desa Sumbermujur yang lokasinya lebih aman dari bencana erupsi Semeru. Namun, sebagian warga masih menggarap kebun di wilayah Kajar Kuning dan sekitarnya.
"Saat ini ada sebagian warga yang kembali ke hunian tetapnya di Desa Sumbermujur untuk istirahat. Namun, masih ada juga yang trauma dan memilih di posko pengungsian yang tersebar di 21 titik itu," katanya.
Pun, dia menjelaskan jumlah pengungsi yang tersebar di 21 titik tersebut diperkirakan mencapai 2.000 orang. Kata dia, jumlah terbanyak warga memilih mengungsi di Kantor Kecamatan Candipuro sebanyak 500 orang.
Untuk mendukung suplai makanan pengungsi, sudah disiapkan dapur umum di Balai Desa Penanggal dan Desa Tumpeng. "Lokasi dapur umum kemungkinan akan berubah disesuaikan dengan lokasi para pengungsi," ujarnya.
Pemkab Lumajang sudah menetapkan masa tanggap darurat bencana akibat erupsi Gunung Semeru selama 14 hari sejak Minggu kemarin. Hal ini seiring dengan peningkatan status gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl menjadi awas atau level IV.
Sumber : viva.co.id