Lampu Hijau Megawati dan SBY Akhirnya Buka Pintu Komunikasi PDI-P dengan Demokrat

 

POROS POLITIK: Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono -Foto dok nasional.kompas.com


BORNEOTREND.COM- Kehangatan PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat kian terasa. Petinggi masing-masing partai, Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), segera bertemu dalam waktu dekat.

Rencana pertemuan Ketua DPP PDI-P dan Ketua Umum Partai Demokrat itu pun telah mendapat lampu hijau dari empunya partai, baik Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri maupun Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Keakraban tersebut seolah meluruhkan tingginya dinding pembatas antara kedua partai yang terbangun selama bertahun-tahun akibat rivalitas politik Megawati dan SBY.

Lantas, mengapa pada akhirnya dua punggawa politik Tanah Air itu melunak? Akankah poros banteng dan partai bintang mercy menjalin kongsi?

Segera bertemu

Mesranya PDI-P dan Demokrat berawal dari Puan Maharani yang menyebut sosok AHY sebagai satu dari sejumlah nama kandidat cawapres pendamping bakal capres PDI-P untuk Pemilu 2024, Ganjar Pranowo.

AHY mulanya menyampaikan penolakan. Meski mengaku menghormati usulan Puan, putra sulung SBY tersebut mengatakan, saat ini Demokrat masih tetap bertahan dengan pilihannya bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan buat mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

“Saya berterima kasih kepada siapa pun yang menyebutkan bahwa AHY bisa diperhitungkan dan berpasangan dengan siapa pun, termasuk terakhir Ibu Puan Maharani menyampaikan ya bisa saja dengan Mas Ganjar Pranowo,” ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (7/6/2023).

“Tapi kami memilih juga tetap menjunjung tinggi etika, nilai, dan prinsip dalam berkomunikasi politik. Kami juga terus memantapkan rancang bangun dari Koalisi Perubahan ini,” kata dia.

Namun, berangkat dari gagasan bursa cawapres itu, PDI-P dan Demokrat menjadi akrab. Rencananya, Puan akan bertemu AHY dalam waktu dekat.

“Nanti Mbak Puan akan bertemu dengan Mas AHY untuk melakukan dialog,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto saat ditemui awak media di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/6/2023).

Menindaklanjuti rencana tersebut, Hasto bertemu dengan Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (11/6/2023).

Riefky mengungkapkan, pertemuan berlangsung hangat karena kedua partai politik antusias menantikan perjumpaan Puan dan AHY. Namun, menurutnya, baik PDI-P maupun Demokrat tetap menghormati perbedaan pilihan politik antara keduanya.

“Walaupun kami sangat antusias membicarakan rencana pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY, namun kami tetap menjaga etika politik dan saling menghormati posisi saat ini,” ujar Riefky.

Meski begitu, baik PDI-P maupun Demokrat belum dapat memastikan kapan Puan dan AHY akan bertemu. Masing-masing partai hanya menyebut bahwa pertemuan keduanya dilakukan segera.

Lampu hijau SBY

Rencana pertemuan Puan dengan AHY pun mendapat lampu hijau dari SBY. Presiden keenam RI tersebut tampak tak keberatan dengan wacana itu.

“Yang saya tahu AHY selaku pemimpin Partai Demokrat merespons ajakan dari Mbak Puan atau PDI-P untuk melakukan pertemuan dan berbincang-bincang," kata SBY usai berolahraga di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu (11/6/2023), seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (12/6/2023).

SBY mengatakan, partainya selalu menganggap bahwa setiap pertemuan yang berawal dari niat baik untuk membahas berbagai persoalan bangsa dan negara punya tujuan yang baik.

"Jadi itu yang bisa saya sampaikan sekarang, ikuti perkembangannya nanti. Yang jelas pertemuan niat baik dari manapun siapa dengan siapa selalu membawa kebaikan," ucapnya.

Restu Megawati

Megawati sebagai pimpinan tertinggi PDI-P juga seakan memberi restu. Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengungkap, Mega memandang rencana pertemuan Puan dan AHY punya tujuan baik, membangun persatuan untuk menghadapi berbagai persoalan bangsa.

“Untuk persoalan kebangsaan, ibu (Megawati) sikapnya jelas, bagaimana kita semua harus bersatu untuk bisa membangun dan menjaga kesinambungan pembangunan Indonesia," kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Djarot mengatakan, partainya membuka diri terhadap partai politik lain, tak terkecuali Demokrat yang selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo berada di sayap oposisi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut bahwa Mega selalu berpesan ke jajarannya untuk terus membangun komunikasi yang baik dengan siapa pun.

"Kita di DPR, di parlemen, dengan teman-teman dari Demokrat, Nasdem itu guyub rukun. Pengambilan keputusan selalu dengan musyawarah mufakat. Kami di komisi juga bersahabat baik dengan Demokrat. Bisa gitu ya. Jangan kemudian dihadap-hadapkan untuk persoalan tantangan ke depan," kata Djarot.

Sementara, Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga, mengatakan, rencana pertemuan Puan dengan AHY tak lepas dari campur tangan Megawati. Oleh Mega, Puan memang ditugaskan menjalin komunikasi dengan elite-elite partai politik, termasuk dengan Demokrat.

“Memang ibu ketua umum sudah meminta kepada Mbak Puan untuk menjalin silaturahmi, menjalin komunikasi,” kata Eriko dalam program Kompas Malam Kompas TV, dikutip Selasa (13/6/2023).

Menurut Eriko, tak ada yang salah dengan rencana pertemuan Puan dan AHY. Dia bilang, pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi dan penjajakan kerja sama.

Eriko mengaku, partainya akan menjunjung tinggi etika politik. Bahwa lewat pertemuan itu, PDI-P tak bermaksud membubarkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, kerja sama yang telah dibangun Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres Pemilu 2024.

“Kalau dalam menjalin komunikasi menjalin silaturahmi kemudian lebih jauh lagi untuk menjajaki kerja sama, apa ada yang keliru dalam hal ini? Kan tidak,” ujarnya.

Dewasa

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, menilai, relasi politik yang coba dibangun Puan dengan AHY menunjukkan reformasi kepemimpinan anak-anak muda dalam politik.

Menurut dia, baik Puan maupun AHY sama-sama memperlihatkan kedewasaan dan kematangan berpolitik. Sehingga, pintu komunikasi antara PDI-P dan Demokrat yang semula tertutup rapat, kini perlahan terbuka.

“Mereka berdua bisa lepas dari bayang-bayang relasi masa lalu orang tuanya dan kini memulai babak baru jalinan kerjasama antara PDI-P dengan Demokrat,” kata Ari kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).


Dalam hal ini, menurut Ari, upaya Puan untuk mencairkan komunikasi antara dua partai patut diapresiasi. Bisa dibilang, putri Megawati itu berhasil memecahkan kebuntuan politik yang selama ini ditengarai menjadi tembok pemisah antara kubu banteng dan partai bintang mercy.

Andaikan komunikasi yang coba dibangun Puan dengan AHY menghasilkan relasi maksimal berupa koalisi kedua partai, hal ini akan menciptakan keteduhan politik nasional.

Jika pun pada akhirnya PDI-P dan Demokrat tak berkongsi, menurut Ari, tetap saja, komunikasi di antara dua partai merupakan langkah baik untuk membuka pintu kebuntuan.

“Dari pertemuan Puan dan AHY nantinya, publik bisa menarik pesan bahwa politik adalah keindahan dalam berdemokrasi dan politik tidak boleh menimbulkan luka yang tidak terobati,” ujar dosen Universitas Indonesia itu.

Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, pendekatan PDI Perjuangan ke Partai Demokrat bukan dalam rangka menduetkan Ganjar Pranowo dengan AHY sebagai capres dan cawapres Pemilu 2024.

Umam menduga, PDI-P tengah menggalang kekuatan untuk mengantisipasi pemilu presiden putaran kedua.

“Komunikasi PDI-P dan Demokrat ini bisa dimaknai sebagai investasi politik PDI-P untuk membangun jembatan kolaborasi guna mengantisipasi pilpres putaran kedua nantinya,” kata Umam kepada Kompas.com, Senin (12/6/2023).

Merujuk survei sejumlah lembaga mengenai elektabilitas kandidat capres, Umam mengatakan, kemungkinan hanya ada dua nama yang melaju ke putaran kedua pilpres, yakni bakal capres dari PDI-P, Ganjar Pranowo, dan bakal capres yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Sementara, Anies Baswedan, bakal capres yang diusung Demokrat, Nasdem, dan PKS, diperkirakan akan tumbang, mengingat angka elektoralnya yang tertinggal di belakang dua pesaingnya.

Membaca situasi tersebut, PDI-P melakukan penjajakan ke Demokrat, berharap dapat bekerja sama sehingga mampu mendulang dukungan dari pemilih partai bintang mercy jika terjadi pilpres dua putaran.

“PDI-P mencoba mendekati Demokrat untuk menggalang dukungan swing voters yang akan menentukan kemenangan akhir di putaran kedua nantinya,” ucap Umam.

Menurut Umam, sulit untuk menyatukan Ganjar dan AHY di panggung pilpres. Oleh karenanya, kerja sama yang mungkin terbangun antara PDI-P dan Demokrat sebatas terkait dukungan.

Seandainya kedua partai benar akan bergandengan pada pilpres mendatang, peluang kemenangan diyakini terbuka lebar.

“Sebagai kedua partai yang pernah memenangkan pilpres dan menjadi partai penguasa (the ruling party), maka bersatunya PDI-P dan Partai Demokrat bisa menghadirkan mesin politik nasionalis yang sangat efektif untuk memenangkan Pilpres 2024,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Sumber: nasional.kompas.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال