Misi Mulia PapaLapar Untuk UMKM, Kolabs Dengan Yamaha Untuk Viralkan Aneka Kuliner Makyos di Pelosok Kalsel

BERGAYA: PapaLapar saat melakukan review tempat ngopi lokal di Kota Banjarmasin - Foto Dok Arief 

“Pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar” – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.


BORNEOTREND.COM- Sepenggal quote diatas dari Kang Emil, sapaan akrab Ridwal Kamil, mungkin cocok dengan lelaki bernama lengkap Jihad Ramadhan ini.

Bagaimana tidak, profesinya yang hari ini sebagai salah satu Food Influencer terkenal di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), bisa membawanya menikmati beragam kudapan, makanan hingga minuman secara gratis di berbagai tempat. Bahkan banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sampai restoran yang berani membayarnya agar kuliner buatan mereka bisa di review oleh pemilik akun media sosial @papalapar tersebut.

“Hobi saya itu ada tiga, membaca buku, traveling dan makan. Nah profesi saya sebagai Food Influencer hari ini bagi saya merupakan berkah tersendiri, karena bisa membuat saya melakukan salah satu hoby sambil bekerja,” ungkap Jihad sapaan akrabnya.


Dirinya bercerita dengan kurang lebih 76 ribu follower yang dimilikinya di akun instagram, setidaknya ia bisa menerima puluhan order review dari restoran hingga UMKM setiap bulannya.

“Kalau bicara harga paling murah sekitar ratusan ribu untuk review dalam bentuk video. Itu sudah termasuk foto story yang akan di posting di akun instagram @papalapar,” jelasnya.

Dengan banyaknya order review dari UMKM hingga restoran, Jihad mengakui bisa mengantongi pendapatan minimal jutaan rupiah perbulannya. Karena itulah sejak beberapa tahun terakhir ia memutuskan untuk berhenti sebagai host dan penyiar disalah satu TV dan Radio lokal di Kota Banjarmasin.

“Fokus jadi Food Influencer saja sekarang. Kalau pun ada kerjaan lain paling hanya MC di acara wedding atau even hiburan,” ujar lelaki kelahiran Banjarmasin, 14 April 1989 lalu ini.

Walau kini dibidang sukses menjadi seorang Food Influencer, tentunya hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saat memulai merintis pada tahun 2016 lalu ia tentunya memiliki beragam kendala.

“Pertama tentu waktu awal-awal merintis kita masih belum punya peralatan yang standar. Karena waktu itu belum ada pemasukan saya harus menyisihkan sebagian pendapatan saya sebagai host TV dan penyiar radio untuk membeli beragam peralatan tersebut. Itu supaya foto atau video yang saya review bisa bagus saat dilihat netizen di media sosial,” bebernya.

Kemudian tantangan selanjutnya adalah ia juga harus menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membeli beragam produk kuliner dari UMKM yang akan di review.

“Kalau waktu merintis dulu kan tentu masih belum banyak yang endorse, jadi ya harus keluarkan dana pribadi. Bahkan tidak jarang saat kita sudah beli produknya dan minta izin di foto atau video, ownernya tidak mau untuk dipublikasikan. Terpaksa kita disana hanya makan dan minum saja tanpa dapat konten,” tutur alumni Politeknik Banjarmasin Jurusan Bisnis tersebut.


BERGAYA: Food Influencer Jihad Ramadhan yang merupakan pemilik akun media sosial PapaLapar - Foto Dok Arief

Lalu tantangan lainnya dari dulu hingga sekarang yang masih dirasakannya, adalah bagaimana dirinya bisa tetap profesional dalam memberikan review. Hal ini mengingat ia berprinsip tidak ingin membodohi pengikutnya di media sosial, sehingga mereka tidak kecewa saat ke tempat tersebut kedepannya.

“Saya biasanya memposisikan diri ditengah-tengah saja. Kalau saat review memang makanan, minuman atau kudapannya enak, pasti saya sebutkan kata enak dalam postingan saya. Tapi kalau sebaliknya saya akan coba cari kelebihan lain untuk ditonjolkan, misalnya suasana tempatnya atau hanya sekedar informasi tempat kuliner biasa,” tambahnya.

“Walau selalu berupaya profesional, itu pun kadang masih dapat cibiran dari netizen. Alhamdulillah sampai saat ini saya tidak menanggapinya berlebihan, karena bagi saya enak atau tidak kuliner yang disajikan di suatu tempat itu tidak mutlak, tapi tergantung dari selera masing-masing,” timpalnya lagi.

Digandeng STSJ Yamaha, PapaLapar Makin Semangat Jadi Food Influencer


NONGKRONG: PapaLapar bersama motor Yamaha Fazzio Hybrid-Connected saat nongkrong di salah satu tempat ngopi lokal - Foto Dok Arief 


Karena dianggap memiliki banyak pengikut dan bisa sekalian mempromosikan berbagai macam produk kuliner UMKM khas Banua, Jihad pun mengaku selama 2 tahun ini sudah digandeng oleh pihak PT Surya Timur Sakti (STSJ) Yamaha untuk berkolaborasi.

Salah satunya adalah dengan menyediakan berbagai motor Yamaha untuk keperluan Jihad dalam rangka berburu kuliner diberbagai pelosok yang ada di Provinsi Kalsel.

Baginya Motor Yamaha ini sangat membantunya melaksanakan misi mulia, yaitu memviralkan aneka kuliner dari UMKM khas Banua, tidak hanya di wilayah perkotaan saja, tapi hingga ke pelosok Provinsi Kalsel.

“Walau kini sudah banyak endorse yang masuk, saya tetap menyediakan space untuk membuat konten bagi pelaku UMKM yang punya produk kuliner khas lokal di berbagai wilayah yang masih jarang orang tau. Itu biasanya saya bayar sendiri dan saya buat kontennya secara gratis. Ini memang sudah niat saya dari awal saat memutuskan menjadi Food Influencer, bisnisnya ada sosialnya juga,” jelasnya.

Saat menggunakan berbagai motor Yamaha dalam aktivitasnya sebagai Food Influencer dirinya mengaku sangat terbantu. Khusus untuk produk Yamaha Fazzio Hybrid-Connected yang kini sedang dipakainya punya beragam kelebihan tersendiri.

“Pertama motor Yamaha Fazzio Hybrid-Connected ini slim, sehingga mudah untuk parkir ditempat-tempat kuliner yang sempit parkirannya. Lalu kedua juga nyaman dipakai di segala medan,” katanya.

Kemudian dirinya juga mengaku bahwa motor Yamaha Fazzio Hybrid-Connected terbilang irit. Ia sering membuktikan, saat melakukan pengisian BBM full sebanyak Rp45.000 dengan aktifitas berkendara 2 – 3 jam perharinya, ia bisa mengisi kembali BBMnya baru pada 1 minggu kedepan.

“Irit sekali, padahal aktivitas saya cukup padat untuk melakukan review aneka kudapan, makanan hingga minuman dari UMKM,” jelasnya.

Lalu kelebihan lainnya adalah motor ini memiliki Electric Power Socket yang terletak di bagian kiri dari body depan bagian dalam. Fitur ini baginya sangat bermanfaat agar smartphonenya bisa terus di isi oleh baterai saat dia berkendara menuju tempat review.

Selanjutnya yang juga sangat membantunya adalah motor Yamaha Fazzio Hybrid-Connected memiliki kapasitas jok motor cukup besar sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyimpan apapun dengan mudah.

“Jadi saat review aneka kudapan, makanan hingga minuman dari UMKM di daerah pelosok tidak perlu repot lagi membawa tas. Perlengkapan kamera dan video cukup ditaruh dalam jok saja,” ungkapnya.

Ia pun mengaku khusus untuk motor Yamaha Fazzio Hybrid-Connected sangat menyukai warna Tosca dan Merah.

“Karena saat memakainya merasa Stylish saja,” tukasnya.

Penulis: Arief Rahman

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال