Disdag Kalsel Akui Kesulitan Turunkan Harga Telur dan Daging Ayam Ras

WAWANCARA: Kepala Disdag Provinsi Kalsel Bierhasani – Foto Dok Arief

BORNEOTREND.COM- Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel Bierhasani mengakui sulitnya menurunkan harga telur dan daging ayam ras dipasaran.

Sekedar diketahui, harga telur dan daging ayam ras terus mengalami kenaikan 1 bulan belakangan. Untuk harga daging ayam ras kini sudah dibandrol Rp32.000 – Rp47.000 perekornya tergantung ukuran. Bahkan untuk telur ayam ras sudah tembus diangka Rp30.500 perkilonya. 

“Iya memang harus kita akui dua komoditas sembako ini sulit sekali turunnya. Bahkan kalau saya prediksi harga ini akan terus bertahan hingga akhir tahun mendatang,” ungkapnya, Sabtu (22/7/2023) di Banjarmasin.


Ada beberapa faktor yang membuat dua komoditas sembako ini terus mengalami kenaikan harga. Salah satunya dipacu oleh naiknya harga pakan ternak oleh Rp500 – Rp600 perkilonya.

“Harga pakan ini kan tentu sangat besar pengaruhnya terhadap harga jual. Jadi perlu saya akui lagi bahwa kenaikan harga telur dan daging ayam ras sekarang ya karena peternak harus menyesuaikan harga jual agar tidak rugi,” tambahnya.

Lalu persoalan selanjutnya adalah minimnya tingkat produksi ditengah permintaan telur dan daging ayam ras yang tinggi setelah musim haji, karena banyaknya masyarakat yang menggelar even pernikahan.

“Khususnya untuk telur ayam ras, peternak di pulau Jawa melakukan peremajaan ayam petelur, otomatis produksinya pasti turun. Memang kita sekarang sudah banyak dibantu oleh peternak lokal, tapi 20 – 30 persen kebutuhan di Kalsel masih disuplai dari Jawa,” timpalnya lagi.

Diakuinya juga kenaikan harga telur dan daging ayam ras tidak hanya membuat masyarakat menjadi terbebani, namun juga memicu inflasi.

“Ya kita tentu hanya bisa memastikan agar telur dan daging ayam ras bisa terus tersedia dipasaran. Itu supaya kenaikannya tidak terlalu tinggi agar masih bisa terjangkau untuk masyarakat,” tukasnya.

Penulis: Arief Rahman

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال