MENEKAN KECELAKAAN: Kepadatan lalu lintas -Foto dok finance.detik.com |
BORNEOTREND.COM- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ingin menekan angka kecelakaan di jalan. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi populasi penggunaan sepeda motor. Hal ini akan dikampanyekan dalam Pekan Nasional Keselamatan Jalan (PKNJ) 2023.
Selain menghimbau agar mengurangi penggunaan kendaraan bermotor Kemenhub juga mengajak masyarakat untuk memilih pilihan transportasi aktif. Misalnya, dengan berjalan kaki, naik sepeda, ataupun menggunakan kendaraan umum.
Kasubdit Promosi dan Kemitraan Direktorat Sarana Transportasi Jalan Iwan Budiono memaparkan berdasarkan data Korlantas Polri, di tahun 2022 angka kecelakaan di Indonesia mencapai 131.500 kasus yang berujung pada 26.100 korban jiwa.
Angka itu naik pesat dibandingkan tahun 2020 dan 2021, menurutnya angka kecelakaan di dua tahun tersebut turun karena mobilitas kendaraan bermotor juga turun. Artinya, apabila mobilitas menurun angka kecelakaan pun menurun.
"Ketika mobilitas menurun maka tingkat fatalitas bisa berkurang," kata Iwan dalam diskusi di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2023).
Datanya, di tahun 2020 angka kecelakaan cuma tercatat sebanyak 100.028 kasus dan di 2021 tercatat 103.645 kasus.
Adapun di tahun 2022 sendiri angka kecelakaan sebanyak 131.500 kasus paling banyak terjadi pada kendaraan roda dua alias motor. Jumlahnya 74,35% dari total kasus kecelakaan yang terjadi.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat mencari alternatif transportasi yang lebih aman. Memperbanyak jalan kaki, penggunaan sepeda, dan beralih ke transportasi umum bukan cuma lebih aman namun juga lebih ramah lingkungan.
"Kita mau publik berpikir ulang mobilitas yang safe itu dan bisa selamatkan lingkungan adalah transportasi aktif," tutur Iwan.
Iwan mengatakan pihaknya bukan berniat untuk mendiskreditkan pengguna motor roda dua, hanya saja dari data-data yang ada memang menunjukkan penggunaan kendaraan bermotor memang cukup membahayakan keselamatan.
"Data ini sebagai deskripsi kami bukan mau diskreditkan pemotor, cuma karena populasinya terlalu besar jadi potensi insiden itu bisa terjadi. Ditambah lagi perilaku yang kurang disiplin," ujar Iwan.
"Kami juga banyak data terkait faktor kecelakaan yang terjadi, mulai dari faktor pengendara yang tidak fokus, ada juga yang memang sengaja speeding. Banyak sekali faktor itu dilakukan pemotor," tambahnya.
Seditjen Perhubungan Darat Amirullah dalam acara yang sama juga mengatakan sejauh ini di Jakarta dan kota besar lainnya sudah cukup banyak dukungan untuk pejalan kaki, pesepeda, dan juga penyediaan transportasi umum.
"Kalau Jakarta sendiri sudah cukup baik, jalan kaki diberikan ruang trotoar yang manusiawi untuk pejalan kaki. Jalur sepeda juga mulai banyak. Kemudian dari daerah lain juga sudah melakukan hal yang sama," ungkap Amirullah.
"Kita harap pengguna ini sebisa mungkin beralih lah ke kendaraan yang lebih aman," katanya.
Sumber: finance.detik.com