![]() |
VISUM: Jenazah Anggota Mapala Kapakata InstiperYogyakarta bernama Oskar Yaikaci Davala divisum di Puskesmas Mantewe - Foto Dok Humas Polres Tanbu |
BORNEOTREND.COM – Anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Kapakata Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta bernama Oskar Yaikaci Davala (21) tewas setelah terjatuh dari tebing ketika melakukan ekspedisi mendaki Gunung Batu Raya di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (16/7/2023).
Kapolres Tanah Bumbu AKBP Tri Hambodo SIK melalui Kasi Humas Iptu Jonser Sinaga mengatakan, Oskar yang merupakan warga Desa Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah ini jatuh saat turun usai berhasil naik ke puncak Gunung Batu Raya dalam kegiatan Ekspedisi Tap Bumi Bersujud.
“Korban diduga terjatuh dari ketinggian sehingga mengakibatkan meninggal dunia,” kata Kasi Humas, Senin (17/7/2023).
Untuk diketahui, korban Oskar bersama temannya Wagiman Hadi Wijaya berhasil menaiki puncak Gunung Batu Raya hari Sabu (15/7/2023) sore sekitar pukul 16.00 WIB berdasarkan laporan yang diterima posko Jogja. Keduanya kemudian bermalam di puncak gunung tersebut.
Keesokan harinya, Minggu (16/7/2023), tim posko Jogja menerima laporan, pendaki mulai turun dari puncak gunung sekitar pukul 09.46 WIB dengan cara repling atau menggunakan tali.
Siang harinya sekitar 12.45 WIB, posko Jogja kembali menerima laporan kedua pendaki sudah beristirahat di pitch 1.
“Sekitar 12.53 WIB, Posko Jogja menerima kabar buruk bahwa korban Oscar terjatuh dari pitc 1 dari ketinggian sekitar kurang lebih 10 hingga 15 meter,” ungkap Iptu Jonser Sinaga.
Siang hari sekitar pukul 14.00 WITA, pihak Polsek Mantewe menerima informasi terkait kecelakaan yang dialami oleh pendaki dari tim Mapala Kapakata Instiper Yogyakarta.
Polsek Mantewe berkoordinasi dengan tim evakuasi Kecamatan Mantewe dan tim Mapala posko Jogja terkait terjadinya insiden tersebut.
Menanggapi adanya informasi tersebut tim evakuasi yang dipimpin oleh Kapolsek Mantewe, Danramil 08 Mantewe dan Camat Mantewe beserta Puskesmas Mantewe bersama warga desa Gunung raya menuju ke lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban.
"Pada saat dilakukan evakuasi kondisi korban sudah meninggal dunia selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Mantewe," jelasnya.
Petugas Puskesmas Mantewe yang melakukan visum mencatat, pada kepala korban dijumpai bekas darah rambut yang merupakan rembesan darah dari telinga.
Kemudian di pelipis dijumpai bengkak dan lebam dan luka lecet di pelipis kepala bagian kiri.
Sementara di bibir korban tidak ada kelainan dan dari telinga kanan dan kiri dijumpai darah merah segar keluar.
Selanjutnya, hidung tidak ada kelainan, leher kaku pada otot leher, mata tidak ada kelainan.
Pada bagian dada korban ditemukan bekas goresan berukuran panjang 5 cm dan lebar 5 cm. Di punggung dijumpai lebam.
Ada luka lebam di lutut kanan berukuran panjang 5 cm lebar 2 cm dan dijumpai luka robek di lutut kiri panjang 4 cm lebar 2 cm dan dalam 1 cm.
Jari-jari tangan dan kaki kaku, perut tidak ada kelainan dan di kelamin tidak dilakukan pemeriksaan.
Iptu Jonser Sinaga mengatakan, diduga kematian korban sudah lebih dari 8 jam dan penyebab kematian korban diduga karena benturan di kepala akibat benda tumpul yang keras sehingga dapat menyebabkan kematian korban.
Menurutnya, pasca kejadian semua kegiatan Mapala dihentikan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dan, pihak keluarga korban membuat surat pernyataan yang menolak dilakukan otopsi dan surat pernyataan dilakukan visum luar.
“Pihak keluarga korban meminta agar korban dibawa ke rumah duka di Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah,” ujarnya.
Penulis: Jack