Pesawat Rusak, Hujan Buatan di Kalsel Terhenti

 

PARKIR: Pesawat hujan buatan berhenti beroperasi di Kalsel karena kerusakan mesin - Foto Dok Nett

BORNEOTREND.COM- Hujan buatan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terpaksa dihentikan untuk sementara waktu. Hal itu mengingat pesawat Casa 212-200 yang digunakan untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) itu mengalami kerusakan. 

“Pesawat dalam masa perbaikan dan harus kembali ke homebase Lanud Abdul Rahman Saleh di Malang, Jawa Timur,” kata Koordinator Lapangan TMC pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Adi B Rusadi, Kamis (20/7/2023).


Pesawat itu bahkan sudah tidak beroperasi sejak 11 Juli 2023 tadi. 

“Apabila pesawat sudah siap, maka TMC kembali dilanjutkan,” tegasnya. 

Jadwal awal, hujan buatan di langit Kalsel dilangsungkan selama 12 hari sejak tanggal 7 sampai 18 Juli 2023. Namun akibat kerusakan ini maka waktu pelaksanaan TMC juga berubah. 

“Pelaksanaan ditambah supaya waktu terbangnya tetap 12 hari,” tambahnya.

Pesawat TMC diharapkan bisa segera beroperasi lagi, karena kehadirannya sangat membantu dalam pencegahan karhutla di Banua. Berdasarkan hasil analisis dan data pendukung Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan selalu terjadi di area-area penyemaian awan yang dilakukan TMC.

Kemudian hasil monitoring lahan gambut juga menunjukkan kenaikan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) sekitar 2 sentimeter, dibandingkan periode sebelum TMC. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Suria Fadliansyah menyampaikan, pesawat TMC difokuskan ke pembasahan lahan gambut. 

“Kawasan gambut perlu pembasahan, karena kalau terbakar sulit sekali dipadamkan,” bebernya. 

TMC menurutnya sangat membantu dalam penanganan awal karhutla. 

“Karena dengan hujan buatan, lahan gambut jadi basah. Serta waduk dan embung akan terisi,” tuturnya. 

Terbukti, ketika Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan TMC sejak 7 Juli, debit Waduk Riam Kanan semakin dalam. Selain itu balai Wilayah Sungai (BWS) Wilayah III Kalimantan juga melaporkan, ketinggian permukaan air Waduk Riam Kanan sekarang 57.495 meter. Lebih tinggi dua meter dibandingkan sebelum ada TMC.

Sumber: Nett

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال