Sukhrowardi Terima Banyak Masukan Saat Reses di Kampung Buku

 

Sukhrowardi bersama narasumber lainnya saat menyampaikan pengantar resesnya di Kampung Buku, Sabtu (29/7/23).
(Foto: Khairiadi Asa)

BORNEOTREND.COM - Kegiatan reses anggota DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowardi, yang didampingi dinas terkait, Dinas Pendidikan dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro & Tenaga Kerja. Digelar di Kampung Buku Jl Sultan Adam Banjarmasin, Sabtu (29/7/2023), mulai pukul 14.00 hingga 16.30 wit. 

Salah satu pembicaraan dan masukan yang disampaikan peserta adalah soal lulusan Balai Latihan Kerja (BLK), agar setelah mereka menerima pendidikan dan latihan bisa dipekerjakan atau diadakan program magang. Tujuannya agar ilmu yang mereka terima selama pendidikan bisa dipraktekkan dan dikembangkan. 

"Setelah selesai pendidikan di BLK kami sebenarnya ingin mengembangkan lagi ilmu yang diberikan, tapi kami tidak memiliki mesin sendiri jadi kesulitan, kalau bisa juga ada program magang," ujar Susi salah satu peserta pelatihan di BLK Banjarmasin bidang keterampilan menjahit. 

Menjawab pertanyaan ini, Sukhrowardi menyarankan kita harus pandai berkomunikasi. Menurutnya, setiap orang itu tergantung link atau jaringannya untuk mengembangkan diri.

"Disinilah pentingnya kalian itu punya link atau jaringan dengan pihak-pihak yang bisa bekerja sama. Terus gali informasi dimana ada kesempatan atau peluang, jadi harus proaktif juga," ujar Sukhrowardi.

Disamping menyerap aspirasi peserta yang hadir, Sukhrowardi juga menyampaikan berbagai capaian pembangunan yang sudah terealisasi. Terutama bidang infrastruktur. Walaupun menurutnya, setiap kebijakan pembangunan itu selalu ada kendalanya, baik secara teknis maupun hal-hal politis lainnya.

Peserta reses yang terdiri berbagai perwakilan masyarakat.
(Foto: ist)


Acara reses ini juga menghadirkan pembicara Achmad Rafieq, Ketua Asosiasi Antropolog Indonesia (AAI) Kalsel, dengan topik "Parang Tradisional Banjar". Topik ini disampaikan berdasarkan ringkasan hasil penelitian AAI Kalsel yang sudah dibukukan.

Menurutnya, keberadaan parang itu sendiri tidak terlepas dari orang Negara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan), yang banyak berprofesi sebagai pandai besi. Mengolah besi untuk dijadikan berbagai peralatan, baik untuk peralatan pertanian maupun sebagai senjata. 

Rafieq juga berharap Pemerintah Kota Banjarmasin, melalui dinas terkait, bisa mengenalkan jenis-jenis parang khas Banjar kepada generasi muda sekarang.

"Saat ini sudah ada Museum Kota Banjarmasin, sebaiknya juga ditampilkan informasi tentang jenis-jenis parang khas Banjar itu. Karena itu juga erat kaitannya dengan kemajuan atau peradaban orang Banjar, baik sebelum lahirnya kerajaan Banjar maupun setelah berdirinya kerajaan Banjar hingga sekarang," ujar Rafieq sambil menjelaskan bahwa berkembangnya pembuatan parang itu disamping sebagai sarana pertanian, juga sebagai senjata untuk mempertahankan diri, terutama dari serangan binatang buas. 

Acara reses berlangsung meriah karena juga dihibur oleh penampilan Tomy Fals yang membawakan lagu-lagu Iwan Fals dan penampilan Khairiadi Asa membawakan lagu Banjar karya terbaru. Sebagai penutup dinyanyikan lagu "Wakil Rakyat" oleh Tomy Fals yang diiringi para peserta yang hadir.

Penulis: Yadie Asa

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال