Oleh: Khairiadi Asa (Foto/ilustrasi: Tugu Simpang Empat Kota Banjarbaru) |
BORNEOTREND.COM – Tidak seperti di kabupaten/kota lainnya di Kalsel selalu ada partai yang dominan (mayoritas) meraih kursi di setiap pemilu, di Kota Banjarbaru sebaliknya. Dari lima kali pemilu (1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019), selisih perolehan kursi sangat rapat jaraknya antara yang tertinggi, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Sejak ditetapkannya sebagai daerah otonom (lepas sebagai kota administratif yang disandang sejak 27 Agustus 1968) pada 27 April 1999, Kota Banjarbaru langsung melaksanakan pemilu untuk memilih anggota DPRD-nya yang baru dibentuk.
Pemilu 1999 yang digelar 7 Juni 1999, saat gelora reformasi digaungkan tersebut, secara nasional PDI P berhasil menjadi pemenang (33,74 persen), Golkar (22,44 persen) dan PPP (12,55 persen). Posisi tiga besar secara nasional ini juga sama dialami di Kota Banjarbaru saat itu, dimana PDI P berhasil meraih sebanyak 7 kursi, Golkar 6 kursi, dan PPP 3 kursi. Jumlah kursi di DPRD Banjarbaru saat itu sebanyak 25 dan dikurangi 3 kursi untuk jatah Fraksi TNI/Polri.
Pemilu 2004 posisi tiga besar masih sama, saat itu Golkar yang tertinggi jumlah kursinya (6), PDI P (4), PPP (3), dibuntuti oleh PKB juga meraih 3 kursi. Sedangkan PAN, Demokrat, dan PBR masing-masing dengan 2 kursi. Di Pemilu 2009 Golkar kembali sebagai pemenang dengan meraih 5 kursi. PDI P dan Demokrat sama-sama mengoleksi 4 kursi dan PPP dengan 3 kursi.
Kemudian, hasil Pemilu 2014 menunjukkan hal yang sama dengan Pemilu 2009. Golkar berhasil sebagai pemenang meraih 5 kursi, Sedangkan PDIP, PPP dan Gerindra masing-masing meraih 4 kursi. Demokrat, PKB, dan NasDem masing-masing mengoleksi dengan 3 kursi. PAN dengan 2 kursi, sedangkan Hanura dan PKS masing-masing 1 kursi.
Di Pemilu 2019 perolehan kursi di DPRD Kota Banjarbaru sedikit mengalami perubahan, Gerindra berhasil sebagai pemenang dengan raihan 6 kursi, Golkar dengan 5 kursi, NasDem dan PPP masing-masing 4 kursi, PDI P dan PKB meraih masing-masing 3 kusi. Sedangkan PKS dan PAN masing-masing dengan 2kursi, dan Demokrat 1 kursi.
Dengan demikian selama lima kali pemilu di Kota Idaman ini, Golkar 3 kali sebagai pemenangnya, PDI P dan Gerindra sama-sama 1 kali sebagai pemenang.
Sejak Pemilu 2014 hingga Pemilu 2024 jumlah kursi yang tersedia di DPRD Kota Banjarbaru masih sama sebanyak 30 kursi, terpaut 15 kursi lebih banyak Kota Banjarmasin yang mencapai 45 kursi. Itu disebabkan jumlah penduduknya belum mencapai 500.000 jiwa ke atas.
Kini Kota Banjarbaru telah ditetapkan sebagai ibukota Provinsi Kalsel menggantikan Kota Banjarmasin, dinamika politik di kota ini menjelang Pemilu 2024 tentu juga akan mengalami perubahan. Berbagai pusat perkantoran sudah mulai dibangun, dan beberapa diantaranya sudah difungsikan. Begitu juga fasilitas umum lainnya, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun pihak swasta, sudah pasti akan menjadikan Banjarbaru sebagai wilayah yang punya daya tarik bagi pihak luar.
Bagaimana prospek Pemilu 2024 bagi semua kontestan pemilu yang ada, apakah masih sama seperti lima tahun lalu? Kita tunggu saja...
Penulis: Khairiadi Asa (Pemimpin Redaksi borneotrend.com)