Ilustrasi gedung DPRD Kalsel (Foto: nett) |
BORNEOTREND.COM – Sekadar kilas balik melihat hasil Pemilu 2019 lalu di wilayah Kalsel, terlihat hanya ada tiga parpol di semua dapil (daerah pemilihan) mampu meraih kursi. Ketiga parpol tersebut adalah Golkar, PDI P dan Gerindra (meraih kursi di tujuh dapil yang ada).
Parpol lainnya PAN, PKB dan PKS meraih kursi di 5 dapil. NasDem memperoleh kursi di 4 Dapil, sedangkan Demokrat dan PPP meraih kursi di 3 Dapil. Adapun parpol "nonparlemen" Hanura memperoleh kursi di 1 dapil.
Pemilu 2024 ini juga menghadirkan 7 dapil yang sama seperti pemilu sebelumnya. Dapil Kalsel 1 (Banjarmasin/8 kursi), Dapil Kalsel 2 (Banjar/9 kursi)), Dapil Kalsel 3 (Barito Kuala/4 kursi), Dapil Kalsel 4 (Tapin, HSS, HST/9 kursi), Dapil Kalsel 5 (HSU, Tabalong, Balangan/9 kursi), Dapil Kalsel 6 (Kotabaru, Tanah Bumbu/8 kursi), Dapil Kalsel 7 (Banjarbaru, Tanah Laut/8 kursi).
Keberhasilan Golkar, PDI P dan Gerindra meraih kursi di semua dapil Kalsel yang ada (untuk DPRD provinsi), juga berbanding lurus dengan capaian ketiga parpol ini untuk perebutan kursi di DPR RI. Jika perolehan kursi DPRD Provinsi Kalsel Golkar unggul dari parpol lainnya, maka PDI P unggul di DPR RI dengan meraih 3 kursi, sedangkan Golkar dan Gerindra masing-masing 2 kursi.
Parpol lainnya, PPP dan PKB yang sebelumnya meraih 2 kursi DPR RI, pada Pemilu 2019 turun hanya meraih 1 kursi. Adapun PKS dan PAN sama-sama meraih 1 kursi DPR RI, sama dengan capaian pemilu sebelumnya.
Memang tidak selalu berbanding lurus (linear) setiap capaian perolehan kursi di tiap jenjang dapil yang ada. NasDem dengan 4 kursi di DPRD provinsi dan Demokrat dengan 3 kursi di DPRD provinsi kalah dengan PPP yang meraih 3 kursi DPRD provinsi tetapi berhasil memboyong 1 kursi ke Senayan.
Saat ini dapil untuk pemilihan anggota DPR RI untuk Kalsel masih seperti pemilu sebelumnya, yakni dibagi dua dapil. Dapil Kalsel 1 ( 6 kursi) terdiri dari wilayah Barito Kuala, Banjar, Tapin, HSS, HST, HSU, Tabalong, dan Balangan. Sedangkan Dapil Kalsel 2 (5 kursi) meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Dengan pemilu memakai sistem proporsional terbuka saat ini maka semua caleg memiliki peluang yang sama untuk meraih kursi, karena yang dilihat suara terbanyak bukan nomor urut. Terkadang saat hari “H” pemilu masing-masing caleg juga mengutus saksinya ke TPS, meskipun saksi parpolnya juga ada. Biasanya itu dilakukan oleh caleg yang ingin mengetahui lebih awal baik perolehan suara parpol maupun perolehan suara pribadi sang caleg bersangkutan.
Strategi pemenangan parpol di pemilu kali ini tentu sudah disusun masing-masing parpol. Tetapi strategi pemenangan masing-masing caleg di tiap parpol juga tidak kalah penting. Karena prinsipnya mereka bersaing, walaupun separpol.
Penulis: Khairiadi Asa, Pemimpin Redaksi borneotrend.com