BERGAYA: Saut Nathan Samosir saat memakai tanggui hasil olahan pengrajin - Foto Dok Arief |
BORNEOTREND.COM- Kampung Tanggui merupakan salah satu kampung di wilayah Kuin Cerucuk yang di dorong untuk menjadi salah satu andalan pariwisata di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Namun sayang kehadiran kampung tanggui ini ternyata tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan para pengrajinnya. Bahkan karena tidak memiliki cukup modal, beberapa pengrajin harus berhutang ke koperasi untuk bisa membeli berbagai bahan untuk membuat topi tanggui.
Hal ini terungkap saat Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin Suat Nathan Samosir melakukan sidak ke kampung tanggui, Rabu (13/9/2023) lalu di GG Ramania, RT 5 RW 1, Kelurahan Kuin Cerucuk, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Salah satu pengrajin kampung tanggui Ramnah mengaku, untuk bisa membuat tanggui dirinya saat ini tidak memiliki modal cukup. Karena itulah ia pun harus meminjam terlebih dahulu kepada koperasi walau pun dengan bunga yang cukup tinggi.
“Akibat bunga yang tinggi, keuntungan yang saya peroleh dari bisnis tanggui jadi tipis. Dalam sehari paling saya bisa membawa uang hasil mengolah tanggui hanya mencapai Rp25 – Rp50 ribu,” ujarnya.
Tidak berbeda, Saimah, salah satu pengrajin tanggui lainnya juga mengakui masalah modal sering menjadi kendala utama pihaknya untuk bisa memproduksi tanggui.
Diakuinya sempat ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan bantuan modal usaha kepada pengrajin. Namun modalnya tidak cukup dan hanya dibagikan kepada sebagian pengrajin.
“Karena itulah harapan kedepan ada lagi pihak-pihak yang bisa memberikan modal usaha kepada kita. Supaya kita bisa membuat taggui dengan modal sendiri tanpa harus meminjam terlebih dahulu dengan orang lain, termasuk dengan koperasi,” harapnya.
Sementara itu, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Saut Nathan Samosir mengapresiasi kegigihan warga Kampung Tanggui untuk membuat kerajinan tanggui demi menyambung hidup.
Dirinya pun akan berkoordinasi dengan instansi terkait nantinya, supaya para pengrajin tanggui ini lebih diperhatikan kedepannya, khususnya diberikan bantuan dari sisi modal usaha.
“Menarik sekali saat membuat tanggui ini, bahkan mereka bisa membuat dengan motif yang keren. Ini tentu perlu dikembangkan lagi bahkan kawasannya harus diperbaiki lagi supaya dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung,” tegasnya.
Baginya usaha semacam ini harus terus dipertahankan, karena tidak hanya berdampak dari sisi ekonomi, tapi ikut melestarikan budaya lokal.
Penulis: Arief Rahman