MENYINGGUNG KEBIJAKAN: Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri -Foto dok finance.detik.com |
BORNEOTREND.COM- Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri menyinggung kebijakan pemerintah yang melarang ekspor sejumlah komoditas. Menurutnya keputusan tersebut justru merugikan produsen dalam negeri.
"Sebejat-bejatnya kebijakan adalah melarang. Karena melarang itu mematikan pasar. Nggak boleh dagang ke luar negeri, yang paling menderita produsen dalam negeri. Harganya anjlok kan dalam negeri karena (stok) jadi banjir," katanya dalam Seminar Nasional Presisi Cegah Korupsi di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
"Harga anjlok dibeli China, dibikin smelter, dijual ke China. Pinter nggak kita. Itulah sebejat-bejatnya kebijakan. Kalau bisa jangan larang melarang, norak," tambahnya.
Ia juga menilai ekonomi Indonesia kini semakin tertutup dari kancah global. Indonesia disebut kalah 'gaul' dibandingkan Vietnam.
"Ada tren di Indonesia yang mengkhawatirkan, ekonomi Indonesia semakin tertutup. Makin nggak gaul, tercermin dari peranan ekspor dan impor dalam PDB yang turun terus. Sebaliknya saudara kita Vietnam, wah itu gaul banget," pungkasnya.
Menurutnya komoditas yang diekspor Indonesia kini semakin tidak beragam. Selama ini ekspor didominasi oleh komoditas batu bara dan sawit. Ia turut menyinggung kebijakan Indonesia yang melarang ekspor bijih nikel, yang bisa saja menimbulkan perang dagang.
"Sekarang semakin serba larang. Nah kalau kita melarang ekspor bijih nikel, dibalas sama India, 'Ah saya juga larang ekspor beras'. Kacau dunia ini, perang dagang kalau kelakuannya seperti ini pemerintah," bebernya.
Menurutnya, terlalu banyak aturan justru bisa meningkatkan kasus hukum. Oleh karena itu, kata Faisal, perdagangan harusnya dibebaskan namun tetap diberi jaring pengaman.
"Banyak kasus punya potensi karena banyak aturan. Larang ekspor lah, impor lah, bea masuk, kuota barang diawasi, itu dia. Dia jadi indah dunia perdagangan bebas kalo nggak ada yang mendistorsi. Tapi tetap ada jaring-jaring pengaman," terang Faisal.
Faisal menyebut kebijakan terkait larangan ekspor-impor harus segera dibenahi karena bisa menyulitkan investor, misalnya investor jadi kesulitan saat akan mengekspor atau mengimpor barang.
"Jadi investor Indonesia kalau dia udah produksi di Indonesia mau beli bahan baku dari luar negeri, susah banget. Mau jual produknya ke luar negeri, itu susah pokoknya. Trading cross border susah banget," imbuhnya.
Sumber: finance.detik.com