-picsay.jpg)
 |
| Oleh: Khairiadi Asa (Foto/ilustrasi: Tugu Obor, Kota Tanjung Tabalong) |
BORNEOTREND.COM – Hampir sama dengan kondisi peta politik yang ada di Kota Banjarbaru, Kabupaten Tabalong juga menunjukkan rapatnya persaingan perebutan kursi oleh parpol yang ada di lembaga perwakilan rakyatnya dalam setiap pemilu.
Setidaknya dalam dua putaran pemilu terakhir (Pemilu 2014 dan Pemilu 2019) tidak ada parpol yang mayoritas atau lebih dominan. Di Pemilu 2014 misalnya yang menjadi pemuncaknya adalah Golkar dan PAN sama-sama meraih 5 kursi, diikuti Demokrat dengan 4 kursi, Gerindra dan Hanura sama-sama mengoleksi 3 kursi. Sedangkan NasDem, PPP, PKB dan PBB sama-sama meraih 2 kursi. PKS dan PKPI kebagian masing-masing 1 kursi.
Ada 11 parpol yang mampu meraih kursi di wilayah ini pada Pemilu 2014. Artinya ada tiga parpol yang tidak lulus parliamentary threshold tetapi mampu meraih kursi di daerah pemilihan ini, yaitu Hanura, PBB dan PKPI.
Sedangkan di Pemilu 2019 terjadi pergeseran cukup signifikan. Gerindra, PDI P dan PKS mengalami kenaikan perolehan kursi. Gerindra dari 3 kursi sebelumnya menjadi 5 kursi, PDI P dari nihil kursi meraih sebanyak 3 kursi, dan PKS naik drastis dari 1 kursi mejadi 4 kursi. Di Pemilu 2019 ini Gerindra keluar sebagai pemenang (5 kursi), dibuntuti Golkar, PKS, dan PAN masing-masing meraih 4 kursi.
PPP, NasDem dan PKB tidak mengalami perubahan raihan kursinya sama pada pemilu sebelumnya yakni masing-masing 2 kursi. Demokrat dengan 3 kursi (turun 1 kursi). Uniknya, partai Berkarya di Pemilu 2019 mampu meraih 1 kursi.
Apakah naiknya perolehan suara/kursi Gerindra di wilayah ini karena adanya pengaruh figur pasangan Capres yang ada saat itu, sehingga ikut mendongkrak raihan suara parpolnya. Atau memang keinerja parpol dan mesin politik dari masing-masing calegnya berjalan baik.
Kita lihat lagi nanti hasilnya di Pemilu 2024 di bumi “Saraba Kawa” ini.
Penulis: Khairiadi Asa (Pemimpin Redaksi borneotrend.com)
