RAMAI: Pembekalan pegawai program tugas belajar sebelum keberangkatan ke universitas luar negeri - Foto Dok PLN UIP3B Kalimantan |
BORNEOTREND.COM- PT PLN (Persero) terus berkomitmen dalam menjalankan transisi energi demi masa depan generasi mendatang yang lebih baik. Di antaranya dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola proyek-proyek transisi energi dengan mengirim pegawai belajar ke luar negeri. Kekuatan SDM menjadi salah satu kunci kesuksesan program transisi energi di tanah air.
Direktur utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan komitmen PLN dalam transisi energi dengan berinovasi melakukan dekarbonisasi guna menuju Net Zero Emissions 2060. Dirinya juga mengatakan PLN secara agresif melakukan dekarbonisasi pembangkit berbahan bakar fosil, meningkatkan Kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dan mengembangkan Green Ecosystem.
“Sebagai penyokong energi bangsa, PLN berkomitmen melakukan dekarbonisasi nasional, dengan pembangkit yang lebih rendah emisi agar cita-cita mencapai energi bersih bisa segera diwujudkan," ujarnya.
Namun menurut dia, untuk memuluskan upaya dekarbonisasi dibutuhkan keseimbangan antara rencana, kemampuan dan kapabilitas SDM serta dukungan dari seluruh stakeholder. PLN melakukan berbagai upaya memastikan agar proyek transisi energi bisa berjalan secara berkelanjutan.
"Sehingga PLN akan terus menjaga kelestarian lingkungan, dampak ekonomi, implikasi sosial, dan keandalan pasokan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Legal & Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto menambahkan, dalam menjalankan proyek transisi energi PLN memahami betul terkait kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas SDM perseroan. PLN banyak memberikan kesempatan belajar bagi para pegawai untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di luar agar memperoleh pengalaman pengembangan energi tingkat dunia untuk mendukung agenda transisi energi.
"PLN secara serius sedang dan akan terus melakukan pengembangan kapasitas SDM, yang sebelumnya berbasis pada fossil fuel sekarang sudah bertransformasi menggunakan EBT," ungkapnya.
Guna menguasai berbagai teknologi dan pengetahuan terbaru, PLN telah mengirimkan pegawai ke Jerman untuk belajar pengembangan biomassa, ke Eropa untuk meningkatkan kompetensi pengembangan proyek Solar PV dan lain-lain, serta ke California untuk belajar sistem distribusi yang andal dan juga belajar soal digitalisasi sistem kelistrikan.
"Ini bentuk agresivitas PLN dalam menjawab tantangan transisi energi," jelasnya.
Principal Energy Specialist Southeast Asia Asian Development Bank (ADB) David Elzinga menuturkan, proyek transisi energi perlu mengedepankan aspek keadilan dan menjadi katalis pendorong pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang tumbuh dan berkembang menjadi prinsip dasar dalam transisi energi ini.
"Untuk negara berkembang, saya pikir yang terbaik adalah melakukan proyek transisi ini dengan tetap memberikan manfaat ekonomi dan sosial terhadap penduduknya," tegasnya.
Dikesempatan berbeda, General Manager PLN UIP3B Kalimantan Abdul Salam Nganro menyampaikan terdapat tiga tantangan yang dihadapi PLN saat ini.
“Saat ini PLN di-challenge untuk mempertahankan growth atau pertumbuhan, net zero emission dan digitalisasi. Untuk itu sangat diperlukan peningkatan kapabilitas talenta-talenta kita untuk dapat mengeksekusinya,” tukasnya.
Sumber: PLN UIP3B Kalimantan