Kesehatan Normiati dan Keluarga Aman Berkat Terlindungi Program JKN

BAHAGIA: Normiati memperlihatkan kartu JKN miliknya - Foto Dok Jamkesnews.com

BORNEOTREND.COM- Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan sebuah berkah bagi Normiati, wanita 39 tahun asal Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). 

Bagaimana tidak, bagi Normiati program JKN mampu membuatnya merasa tenang karena program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini selalu siaga dan akan menjaminnya kapan saja diperlukan.

Terdaftar sebagai peserta pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), Normiati mengaku keluarganya senang karena dengan terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan mereka bisa berkontribusi dan bergotong royong kala mereka tidak membutuhkan untuk menggunakan. Kendati demikian, Normiati mengaku selalu Ikhlas dan merasa senang dengan kontribusinya melalui iuran yang telah dipotong dari pendapatan sang suami sebagai pekerja.

“Kami rasa mejadi peserta BPJS Kesehatan ini jadi salah satu hal dasar yang sangat penting, sebab dengan memiliki jaminan kesehatan sekelas BPJS Kesehatan ini kami merasa sangat tenang misalnya kapan-kapan digunakan. Memang sejauh ini sangat jarang kami menggunakannya, mungkin hanya untuk periksa ke faskes satu saja, itupun sakitnya sakit-sakit biasa saja seperti pusing atau batuk dan demam seperti itu saja,” ucap Normiati.


Dirinya menyebut suaminya selalu memberikan pemahaman kepadanya dan keluarga akan pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan serta bagaimana pentingnya membantu sesama melalui program ini.

“Kebetulan memang pengetahuan yang diperoleh suami saya tentang program ini sangat baik dari perusahaan tempatnya bekerja, tidak hanya tentang hak dan kewajiban sebagai seorang pekerja dan peserta BPJS Kesehatan, tetapi juga segudang manfaat dan prinsip penyelenggaraan program ini. Kami merasa sangat beruntung karena bisa tergabung dan turut memiliki program ini serta bisa menolong keluarga peserta lain yang membutuhkan penjaminan atas pelayanan kesehatan,” ujar Normiati.

Berdasarkan pengetahuan dan pehamanan tersebut, Normiati mengaku tidak pernah menyesal jika pendapatan sang suami turut dikurangi sejumlah nominal iuran sebagai peserta program JKN.

“Alhamdulillah, nominalnya sama sekali tidak memberatkan kami dan keluarga. Justru sangat terjangkau karena dengan iuran yang nominalnya hanya satu persen saja dari gaji suami saya kemudian itu sudah bisa menanggung kami semua satu keluarga. Prinsipnya kami senang terdaftar dan kami Ikhlas dalam membantu sesama. Ibaratnya ini menjadi ladang amal dan ladang keberkahan bagi kami sekeluarga dengan bisa membantu peserta lain yang mungkin sedang dirawat sementara kami sekeluarga diberi kenikmatan sehat,” sambung ibu dua anak ini.

Lebih dari itu, dirinya juga mengaku pemahaman dan pengetahuan tentang keberadaan Program JKN ini sangat penting Ia sampaikan kepada kedua anaknya yang masih duduk dibangku sekolah. Ia berharap sang anak mampu memahami prinsip dasar penyelenggaraan program jaminan kesehatan di Indonesia ini.

Selain itu ia juga menjelaskan beberapa kali ketika dirinya sedang bersama dengan kedua anaknya Ia memberikan cerita dari keluarga atau tetangga mereka yang tertolong oleh kehadiran program JKN ini kala dirawat di fasilitas kesehatan.

“Mungkin kalau hanya dengan cerita biasa saja mereka kurang memahami, jadi terkadang saya ambilkan beberapa contoh nyata dari tetangga atau saudara yang pernah menggunakan BPJS Kesehatan saat mereka dirawat di rumah sakit. Saya selalu menyampaikan bisa jadi kalau tidak ada BPJS Kesehatan ini keluarga-keluarga tersebut akan kesulitan dalam hal pembayaran pelayanan kesehatan yang mereka peroleh, namun dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan semua dan apapun penyakitnya selama memang sesuai prosedur dan ketentuan medis yang berlaku pasti semuanya dijamin tanpa terkecuali,” tutupnya.

Sumber: Jamkesnews.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال