Perjuangan Tidak Mudah, Akhirnya Kampung Iklim RW 2 Sungai Miai Banjarmasin Utara Sukses Raih Kategori Lestari di Tahun 2023

FOTO BERSAMA: Ketua Kampung Iklim RW 2 Kelurahan Sungai Miai Agusliana (kanan) bersama Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina (kiri) saat menerima penghargaan Kategori Lestari dari Kementrian LH RI di Jakarta - Foto Dok Bank Kalsel


BORNEOTREND.COM- Kegigihan Agusliana bersama teman-teman sejak tahun 2006, untuk memperjuangkan kampungnya agar bisa menjadi salah satu kampung yang peduli dengan masalah iklim di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), berbuah manis. 

Dengan segala program yang sudah dilakukan, kampungnya yang tepat berada di RW 2 Kelurahan Sungai Miai, berhasil meraih kategori Lestari pada tahun 2023 ini yang diberikan langsung oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LH RI) belum lama tadi. 

Kategori Lestari sendiri merupakan kategori puncak penilaian yang diberikan oleh Kementrian LH RI. Sebelumnya Kampung Iklim RW 2 Sungai Miai lebih dulu berhasil meraih kategori Madya pada tahun 2019 dan Utama pada tahun 2020 lalu. Ada pun keberhasilan meraih kategori Lestari ini dikarenakan Kampung Iklim RW2 Sungai Miai telah sukses melaksanakan berbagai program pembinaan kepada masyarakat untuk mengantisipasi perubahan iklim yang kini mulai terjadi di dunia. 

“Saat ini kita aktif melakukan berbagai pembinaan kepada masyarakat untuk mengantisipasi perubahan iklim. Ada pun beberapa program unggulan kita yaitu pembinaan kampung iklim di beberapa wilayah, pelatihan pengomposan, pemilahan sampah hingga daur ulang sampah skala RT,” ujar Ketua Kampung Iklim RW 2 Kelurahan Sungai Miai Agusliana baru-baru tadi. 


Tidak hanya sebatas itu, pihaknya kini juga rutin melakukan penanaman berbagai macam sayuran dan pembudidayaan ikan. Hasil panennya kembali diberikan ke masyarakat, salah satunya untuk pemberian tambahan gizi bagi balita saat kegiatan posyandu yang digelar tiap bulannya. 

“Kami juga aktif memberikan bibit sayuran kepada masyarakat. Ini supaya masyarakat bisa menanam dan memanen sendiri hasil kebunnya untuk ketahanan pangan keluarganya,” katanya. 

Kedepan pihaknya bahkan mewacanakan untuk menggelar pelatihan kerajinan tangan untuk memberdayakan para janda yang ada disekitar wilayah mereka. 

“Ini supaya janda-janda ini bisa berdaya agar bisa menghidupi mereka sendiri maupun keluarga mereka,” tambahnya. 

Dirinya pun dalam kesempatan ini mengakui, mampunya Kampung Iklim RW 2 Kelurahan Sungai Miai melaksanakan berbagai kegiatan tersebut sekaligus meraih kategori Lestari pada tahun 2023 ini, tidak lepas tentunya dari dukungan berbagai pihak, utamanya Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dan Bank Kalsel. 

“Untuk Bank Kalsel kita sejak tahun 2021 lalu konsisten dibantu oleh mereka. Rehab posyandudan tempat pelatihan adalah salah satu infrastruktur yang bisa kita bangun berkat bantuan Bank Kalsel. kami tentunya sangat berterimakasih akan hal ini,” bebernya.

Kedepan pihaknya pun berharap kolaborasi bersama Bank Kalsel tentunya bisa terus terjalin. Supaya keberadaan Kampung Iklim RW 2 Sungai Miai dapat terus memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. 

“Terimakasih sekali lagi kepada Bank Kalsel yang terus berkomitmen membantu kami melalui dana CSRnya,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Banjarmasin Alive Yoesfah Love menambahkan, memang dalam mendorong semakin banyak hadirnya Kampung Iklim di KotaBanjarmasin, pihaknya mendorong keterlibatan swasta untuk memberikan dukungan. Termasuk dari Bank Kalsel yang diberikan ruang agar bisa melakukan pembinaanberkelanjutan melalui dana CSR kepada Kampung Iklim RW 2 Kelurahan Sungai Miai. 

“Harapan kita dengan keterlibatan swasta, maka tentunya kedepan akan semakin banyak Kampung Iklim yang bisa kita bangun di Kota Banjarmasin. Dengan demikian isu-isu lingkungan yang terjadi di dunia hari ini bisa kita mitigasi lebih awal di Kota Banjarmasin,” ujarnya. 

Baginya permasalahan iklim yang terjadi di dunia dan mulai dirasakan di Kota Banjarmasin hari ini tidak boleh disepelekan, karena akan sangat merugikan keberlangsungan umat manusia. 

“Cuaca yang tidak menentu, banyaknya wabah penyakit yang datang, banyaknya panen yang gagal, suhu dunia yang lebih panas adalah berbagai masalah yang terjadi hari ini akibat perubahan iklim. Karena itulah kita harus antisipasi hal ini salah satunya melalui program kampung iklim,” tukasnya. 

Penulis: Arief Rahman

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال