Dinkes Himbau Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kalsel Waspada DBD

WAWANCARA: Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kalsel Anhar Ihwan - Foto Dok Nett

BORNEOTREND.COM, KALSEL- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Kesehatan Kalsel mengimbau agar kabupaten dan kota yang ada di Kalsel dapat meningkatkan kewaspadaan, mengingat mulai maraknya kasus demam berdarah dengue (DBD).

“Jadi diharapkan kabupaten dan kota dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. Karena cuaca sekarang masuk pada musim penghujan,” kata Kadinkes Kalsel Diauddin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anhar Ihwan, Jumat (19/1/2024).


Dirinya mengatakan selain meningkatkan kewaspadaan, pihaknya juga melakukan pencegahan dengan cara melakukan Gerakan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup dan Memanfaatkan atau Mendaur ulang barang bekas, dan Mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti nyamuk, Memberantas jentik dengan larvasida di genangan air serta menanam tanaman pengusir nyamuk.

“Jadi untuk antisipasi dan upaya kita dalam menekan DBD dengan menerapkan 3M Plus,” ujarnya.

Hal tersebut harus terus dilakukan secara masif dan terstruktur, serta dilakukan masyarakat secara bersama-sama untuk memutuskan mata rantai penularan.

“Kemudian pengenalan gejala DBD kepada masyarakat juga sangat penting. Ketika ada yang kena DBD maka dapat diobati dengan cepat dan benar karena masyarakat sudah diberikan pengenalan,” ungkapnya.

Saat ini berdasarkan data per tanggal 19 Januari 2024 kasus DBD di Kalsel sebanyak 251 kasus yang tersebar di beberapa daerah diantaranya Kota Banjarbaru 73 kasus, Kabupaten Tapin 70 kasus, Kabupaten Balangan 70 kasus, Kabupaten HST 22 Kasus dan Kabupaten HSS 16 kasus.

“Ada sekitar 251 kasus DBD di Kalsel dua diantaranya meninggal dunia,” bebernya.

Menurutnya berdasarkan data tersebut, kasus DBD di Kalsel pada awal tahun ini meningkat jika dibanding tahun lalu di bulan yang sama.

“Jadi kalau dibandingkan Januari tahun lalu dengan tahun ini ada peningkatan, Januari tahun lalu tidak sampai 80 kasus, sekarang baru pertengahan Januari 2024 sudah 251 kasus,” tuturnya.

Meskipun angka kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti tersebut sudah naik signifikan, dirinya mengatakan belum meningkatkan status kejadian luar biasa (KLB).

“Belum sampai KLB DBD lain provinsi kita,” pungkasnya. 

Penulis: H Faidur

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال