Gabungan Pengusaha Karet Ingatkan Ancaman dari Eropa

Ilustrasi: Salah satu perkebunan karet yang ada di Indonesia - Foto Dok Nett


BORNEOTREND.COM, JAKARTA– Direktur Eksekutif, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), Erwin Tunas, meminta pemerintah gerak cepat mengantisipasi berlakunya Undang-undang (UU) Antideforestasi Uni Eropa (European Union Deforestasi Regulation/ EUDR) pada, Jum'at (26/1/2024) di Jakarta.

Pasalnya, salah satu aturan yang disyaratkan dalam UU itu adalah terkait geolokasi. Yaitu, menunjukkan asal usul produk dan bahan bakunya yang akan diekspor ke Uni Eropa (UE).

"Perlu bantuan pemerintah terkait ketentuan geolokasi (titik koordinat atau polygon) perkebunan karet rakyat dengan penetapan metode ketertelusurannya karena 92% produksi karet Indonesia berasal dari perkebunan rakyat," ungkapnya.


Dengan begitu, menurutnya Indonesia tetap bisa mengekspor karet dan turunannya ke wilayah UE.

Erwin mengungkapkan, satu per satu pabrik pengolahan karet di dalam negeri mengalami penurunan utilisasi hingga ke bawah 50%. Kondisi itu kemudian berlanjut hingga menyebabkan pabrik tutup.

"Selama 6 tahun ini, tahun 2018-2023, ada 48 pabrik yang tutup. Sehingga pabrik yang tadinya 152 pabrik sekarang tinggal 104 pabrik crumb rubber (pengolahan karet) yang sisa," katanya.

Dirinya menambahkan, produksi karet alam juga mengalami penurunan sejak tahun 2018 sampai sekarang. 

"Tahun 2017 produksi karet RI masih mencapai 3,68 juta ton. Tahun 2023 diprediksi hanya 2,44 juta ton. Artinya selama 6 tahun ada penurunan produksi sebesar 1,24 juta ton," ujarnya.

Menurutnya, 4 penyebab utama penurunan produksi. Mulai dari harga karet yang tak kunjung naik, serangan penyakit gugur daun yang menyebabkan produktivitas kebun menurun signifikan, kurangnya tenaga kerja penyadap, hingga konversi kebun karet ke tanaman lain.

"Akibat adanya penurunan produksi yang paling terkena adalah pabrik pengolahan karet yang mengolah bahan baku karet dari perkebunan menjadi crumb rubber (SIR). Di mana utilisasi terus menurun hingga di bawah 50% kapasitas produksi," bebernya.

Karena itu, kata Erwin, tahun 2024 ini persiapan untuk menuju diberlakukannya UU Antideforestasi Uni Eropa. Sebab, kawasan ini adalah salah satu tujuan utama ekspor produk karet RI. Selain ke Amerika Serikat (AS), China, India, dan Korea.

Sumber: cnbcindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال