Pemilu, “Rami Pada Isuk”


Oleh: Noorhalis Majid
(Ambon Demokrasi)


BORNEOTREND.COM - Jangan berpikir pemilu kali ini sama saja dengan pemilu sebelumnya, lantas tidak peduli, tidak mau ambil pusing. Jangankan berpartisipasi mendukung orang-orang baik agar menang bertarung, memperhatikan serta menyimak materi kampanye saja tidak mau.

Pemilu kali ini berbeda dengan sebelumnya. Bahkan besok tidak ada lagi pemilu seperti ini. Setiap kali pemilu diselenggarakan, bukan saja bentuk peristiwa sejarah, namun berdampak pada perjalanan 5 tahun kedepan.

Kebudayaan Banjar mengingatkan tentang menghargai apa yang terjadi hari ini dengan ungkapan “rami pada isuk”. Hari ini sangat rami, jangan dilewatkan. Besok belum tentu seramai hari ini.

Terkesan bercanda, namun tahukah ungkapan ini mengingatkan pentingnya menghargai waktu. Semua peristiwa yang kita jalani setiap hari, tidak bisa diulang. 

Walaupun besok nampak sama, pada dasarnya berbeda. Bahkan air sungai yang mengalir, setiap detik air yang dibawanya berbeda. Arus, gelombang, riak dan segala macam yang dikandungnya, tidak sama. Begitu pula dengan hal lainnya, tidak pernah ada yang terulang. Kehidupan terus berputar, tidak sedetikpun ada yang sama. 

Sekalipun pergi sekolah atau bekerja setiap hari melewati jalan yang sama, jam yang sama, tujuan juga sama. Namun tetap berbeda. Berpapasan dengan orang yang berbeda, hembusan udara yang berbeda, cuaca berbeda, dan semuanya juga berbeda. Hari ini adalah hari ini, berbeda dengan kemaren dan besok.

Kesadaran tentang waktu dan pentingnya menghargai waktu, tercermin kuat dari ungkapan ini. Kalau mengerti tentang waktu dan maknanya dalam hidup, tidak akan menyia-nyiakan setiap detik yang dilewati. 

Apalagi soal pemilu. Bisa dipastikan caleg dan capresnya tidak sama dengan sebelumnya. Kalau pun ada kesamaan, pasti visi, misi, orientasi dan umurnya sudah tidak sama lagi. Karenanya pemilu kali ini “rami pada isuk”. (nm)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال