Dialog: Menkopolhukam sekaligus Cawapres 03, Mahfud MD menyatakan sikapnya dalam acara "Tabrak Prof!" - Foto Dok youtube Mahfud MD Official |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA– Calon wakil presiden (Cawapres) 03, Mahfud MD, memastikan dirinya akan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Hal tersebut, disampaikannya sebagai bentuk protes sekaligus kritik moral saat menghadiri acara "Tabrak Prof!", Selasa (23/1/2024) di Kota Semarang.
"Pada saat yang tepat nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik," ungkapnya.
Sebagai informasi, Ganjar memang menyarankan Mahfud untuk mundur dari jabatan Menkopolhukam untuk menjaga pemilu agar berlangsung jujur dan adil, serta menghindari conflict of interest.
Menurut Mahfud, dirinya berupaya memberikan contoh agar pejabat negara tidak menyalahgunakan jabatan dan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye. Namun, upaya percontohan itu tidak membuahkan hasil.
Karena itu, Mahfud memutuskan akan mengundurkan diri, dengan tetap memastikan masa transisi berlangsung dengan baik. Mahfud lantas mengajak peserta Tabrak Prof! Untuk mengingat apa yang disampaikannya seusai Debat ke-4.
Diketahui, usai debat cawapres pada Minggu (21/1/2024) lalu, Mahfud menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mahfud menyatakan dirinya belajar banyak dari Presiden Jokowi.
"Saya ingin memberi contoh, kalau saya ini menjadi cawapres yang masih merangkap, apakah saya menggunakan kedudukan untuk memanfaatkan fasilitas negara? Ini sudah tiga bulan saya lakukan, saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara," ujarnya.
Mahfud juga meminta kepada kepada pemerintah daerah untuk tidak menjemput dan melayani dirinya ketika berkunjung ke daerah. Dirinya menegaskan tidak mau menggunakan jabatannya untuk menikmati fasilitas pemerintah saat kampanye.
"Pihak lain nampak menggunakan jabatan, bahkan menteri-menteri yang tak ada kaitannya dengan politik malah ikut tim sukses," bebernya.
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan, tinggal menunggu momentum karena ada tugas negara yang harus dijaga dalam rangka transisi.
"Saya menghormati Presiden Jokowi yang mengangkat saya empat setengah tahun yang lalu dengan ketulusan. Dan berdasar ketulusan itu pula saya akan meneruskan tugas-tugas itu bersama Ganjar Pranowo," tuturnya.
Terakhir, dirinya menghimbau untuk menjadikan tanggal 14 Februari 2024 sebagai pengadilan rakyat.
"Pilihlah pemimpin yang tidak menyalahgunakan kekuasaan, dan tidak juga menyebut fasilitas negara itu sebagai pemberian personal, karena itu adalah milik negara," pungkasnya.
Sumber: cnbcindonesia.com