Niat Puasa Sebulan Penuh di Bulan Ramadan dan Hukumnya

  

BERDOA: Puasa di momen Ramadan bersama keluarga - Foto Dok Nett


BORNEOTREND.COM, JAKARTA- Niat puasa sebulan penuh bisa dibaca sebelum menjalankan puasa Ramadan. Namun, ulama berbeda pendapat terkait hukum pelaksanaannya. Niat adalah salah satu rukun puasa Ramadan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits.

"Semua amal perbuatan itu dengan disertai niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu pun kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehnya, atau untuk seorang wanita yang hendak dikawininya, maka hijrahnya pun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu." (HR Muttafaq 'alaih)

Niat puasa sebulan penuh bisa dibaca sebelum menjalankan puasa Ramadan. Namun, ulama berbeda pendapat terkait hukum pelaksanaannya.

Niat adalah salah satu rukun puasa Ramadan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits.

Hadits tersebut diriwayatkan dari Umar bin Khaththab RA dan terdapat dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Dalam Syarah Riyadhus Shalihin yang diterjemahkan Misbah dijelaskan, para ulama sepakat niat menjadi suatu keharusan dalam sebuah amal agar mendapatkan pahala ketika mengerjakannya.

Hukum Niat Puasa Sebulan Penuh

Dikutip dari buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar, hukum mengucap niat puasa sebulan penuh adalah sunnah atau dianjurkan. Hal tersebut karena di dalamnya terdapat dua faedah.

Pertama, seorang muslim yang sudah membaca niat puasa sebulan penuh pada awal Ramadhan maka puasanya di hari berikutnya dianggap sah sekalipun ia lupa berniat pada siang hari. Ini merupakan pendapat mazhab Maliki.

Kedua, seorang muslim yang telah berniat puasa sebulan penuh, ketika ia meninggal, ia akan mendapatkan pahala dari niatnya itu. Pendapat ini terdapat pada At Taqriirot As Sadiidah.

Adapun niat puasa Ramadan setiap hari hukumnya wajib.

Dijelaskan dalam buku 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan karya Ahmad Muhaisin B Syarbaini, puasa Ramadan adalah ibadah yang bersifat munfaridah atau berdiri sendiri. Dengan kata lain, apabila seseorang telah berpuasa selama sepuluh hari kemudian ia berhalangan sehingga tidak puasa pada hari kesebelas, tentu puasanya sejak hari pertama hingga kesepuluh tetap terhitung. Oleh karena sifat yang munfaridah tersebut, wajib untuk membaca niat puasa setiap harinya.

Bacaan Niat Puasa Sebulan Penuh

Dikutip dari buku Ramadan Bersama Rasul karya Alvian Iqbal Zahasfan, berikut bacaan niat puasa Ramadan sebulan penuh.

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كِلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri ramadhona kullihi lillaahi ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa bulan Ramadan sebulan penuh karena Allah Ta'ala."

Pendapat Ulama Mengenai Niat Puasa Sebulan Penuh

Para ulama berbeda pendapat terkait hukum niat puasa sebulan penuh. Dalam Kitab Fikih Sehari-hari karya AR Shohibul Ulum disebutkan, menurut mazhab Syafi'i, niat puasa Ramadan untuk sebulan penuh hanya cukup untuk puasa satu hari yang pertama.

Oleh karena itu, dalam pandangan mazhab Syafi'i, niat puasa Ramadan setiap hari tetap wajib dibaca. Jika puasa tidak diniati, maka puasanya di bulan tersebut menjadi tidak sah.

Menurut Imam Malik, niat puasa Ramadan untuk sebulan penuh sudah mencukupi, sehingga hari-hari berikutnya tidak wajib untuk mengucap niat kembali. Dengan kata lain, puasanya tetap sah walaupun lupa mengucap niat puasa.

Menurut mazhab Hanafi, puasa seseorang dengan niat puasa sebulan penuh pada awal Ramadan dinilai sah meskipun ia tidak mengucap niat kembali pada hari-hari berikutnya. Akan tetapi, mazhab Hanafi tetap menganjurkan orang yang telah berniat puasa sebulan penuh untuk mengulang niat puasa pada setiap hari Ramadhan.

Sebagai pelengkap, berikut pendapat lain dari para Imam Asy-Syirazi dan Imam Ibnu Hajar Al Haitami dikutip dari buku 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan karya Ahmad Muhaisin B Syarbaini.

"Wajib hukumnya berniat puasa untuk setiap hari di bulan Ramadan karena puasa pada setiap hari Ramadan itu bersifat munfaridah (berdiri sendiri) yang waktunya terhitung masuk sejak terbit fajar (waktu subuh) dan berakhir pada saat terbenam nya matahari (waktu maghrib)." (Imam Asy-Syirazi dalam Al-Muhadzzab)

"Jika seseorang berniat puasa sebulan penuh pada awal malam Ramadan maka hal tersebut tidak mencukupi (tidak sah) kecuali untuk hari yang pertama saja. Akan tetapi hal tersebut sebaiknya dilakukan agar ia mendapatkan pahala puasa Ramadan apabila ia terlupa untuk berniat pada hari-hari tertentu, sebagaimana pendapat orang yang mengatakan hal itu (berniat sebulan sekaligus) cukup (sah)." (Imam Ibnu Hajar Al Haitami dalam Al-Minhaj Al-Qowim).

Sumber: Detik

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال