Puasa, Memulihkan “Sakit”

Oleh: Noorhalis Majid
(Ambin Demokrasi)


BORNEOTREND.COM - Berbagai penyakit yang sulit disembuhkan, termasuk sakit menahun, disarankan disembuhkan dengan cara puasa. Bahkan penyakit maag kronis, ada yang menyakini sembuh dengan puasa.

Puasa menjadi terapi memulihkan segala penyakit. Bukan hanya bagi manusia, seluruh makhluk saat memerlukan pemulihan atau pembaharuan, menjalani puasa yang panjang.

Puasa mengajarkan keseimbangan dan pemulihan kesehatan. Tapi itu hanya untuk diri pribadi atau individu, bukan penyembuhan yang bersifat kolektif. Sekalipun yang kolektif itu tentu didasari oleh pribadi-pribadi yang sehat. 

Semisal problem mental suatu bangsa. Bisa dilakukan dengan merevolusi mental masing-masing individu, melalui lembaga pendidikan, lembaga keluarga, lembaga agama dan berbagai lembaga kemasyarakatan yang menjadi basis bagi aktivitas warga. Setelahnya dilanjutkan gerakan perbaikan mental bersama-sama dari setiap elemen warga, hingga terjadi perubahan mental secara nasional. 

Pemulihan seperti itulah yang dilakukan berbagai bangsa, termasuk Jepang, memulihkan mental setiap individu melalui pendidikan yang berakar dari tradisi, lahir gerakan revolusi mental yang membuatnya unggul dibanding bangsa lainnya.

Mungkinkah pemulihan mental secara individu itu dilakukan dengan cara puasa? Tentu sangat mungkin, asal benar-benar puasa –dengan menyadari, meresapi dan memaknai sedalamnya tentang hakekat puasa, dan melalui itu mendisiplinkan diri memulihkan segala yang sakit, termasuk sakit mental.

Bila hal itu dianggap mustahil, dikarenakan tidak semuanya benar-benar “puasa”, cara lainnya yang mungkin lebih disukai, yaitu dengan membuat aturan-aturan yang memaksa siapapun untuk berlaku baik. 

Bila tidak patuh, akan ada hukum lengkap dengan sanksinya. Bila penegak hukumnya bermasalah, sanksinya berlipat-lipat, dan bila pucuk pimpinan yang “mahuluakan”, hukumannya tak terampuni, hingga pemakzulan, bahkan hukuman mati. 

Tentu ada yang terpaksa memilih jalan seperti itu, salah satunya Singapura. Memaksa memulihkan mental warga dengan peraturan sangat ketat dan sanksi berat. Terserah, tinggal pilih. (nm)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال