RAMAI: Kegiatan Inovasi Pita Tambang UPTD Puskesmas Juai Foto Dok MC Balangan |
BORNEOTREND.COM, KALSEL- Saat ini upaya akselerasi penurunan angka stunting di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Berbagai upaya dilakukan dari sosialiasi, penggerakan kader posyandu hingga pemberian makanan tambahan (PMT).
Semua stakeholder terlibat dalam hal berfikir dan bertindak inovatif untuk memecahkan masalah stunting yang ada saat ini. Salah satu upaya yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Juai untuk menurunkan angka stunting adalah melalui kegiatan pijat bayi, maka lahirlah Inovasi Pita Tambang (Pijat Bayi Pantau Tumbuh Kembang).
Kepala Puskesmas Juai, dr. Ismawati mengatakan, pijat bayi termasuk salah satu pelayanan kesehatan tradisional (Yankestrad) merupakan bagian subsistem upaya kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional bertujuan merubah paradigma pengobatan kuratif menjadi promotive dan preventif.
"Jenis pelayanan komplementer tersebut biasanya diselenggarakan adalah akupuntur, acupressure, pijat bayi dan herbal medik," katanya, Senin (22/4/2024).
Lebih lanjut menurutnya, stunting ini sendiri merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang ditandai dengan dengan Panjang atau tinggi dibawah standar. Banyak hal yang bisa menyebabkan stunting dan awal mulainya di saat umur 0-2 tahun.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang berusia di bawah dua tahun, UPTD Puskesmas Juai mengembangkan Inovasi Pita Tambang.
"Dimana diketahui pijat bayi sangat baik untuk menstimulus tumbuh kembang anak terutama bayi yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan lahir premature," ungkapnya.
Kemudian lanjutnya, berbagai manfaat yang didapatkan dari pijat bayi ini, diantaranya menenangkan serta mengurangi frekuensi menangis bayi, emperlancar pencernaan, serta mengurangi sakit perut, gas dan sembelit.
Lalu juga menambah berat badan harian, meningkatkan system kekebalan, membantu kelenturan otot, dan menurut penelitian, sentuhan dan pijat bayi secara rutin dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak.
"Dalam kegiatannya, Inovasi Pita Tambang menggunakan strategi dimana petugas pijat bayi terdiri dari bidan yang sudah mengkuti pelatihan pijat bayi secara resmi dan memiliki sertifikat, bayi yang akan diberikan inovasi adalah bayi umur 0-2 tahun, yang lahir dengan BBLR dan premature yang tumbuh kembangnya dinilai sangat lambat," jelasnya.
Kemudian petugas akan mencatat bayi-bayi di setiap Posyandu untuk dilakukan inovasi Pita tambang, petugas akan melakukan inovasi sebulan sekali saat Posyandu bayi balita dilaksanakan di desa, serta petugas akan mencatat di buku inovasi mengenai perkembangan tumbuh kembang bayi setiap bulan.
"Dengan adanya inovasi Pita Tambang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengoptimalan tumbuh kembang anak dalam mencegah stunting, karena usia 0-2 tahun merupakan masa keemasan anak dan Mendukung pencapaian salah satu Point SPM (Standard Pelayanan Minimal) kesehatan bagi balita," tukasnya.
Sumber: Nett