BORNEOTREND.COM, KALSEL- Dalam rangka memperingati hari bumi sedunia tahun 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru bersama perusahaan setempat melakukan tanam pohon dan sosialisasi potensi budidaya sorgum di lahan tidur dan pasca tambang sebagai sumber pakan dan pangan berkelanjutan, Senin (22/4/2024) di Pondopo Puncak Meranti.
Kegiatan ini diikuti oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Dandim 1004 Kotabaru, Danlanal, Kapolres, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pertamina, KPH Pulau Laut Sebuku, Arutmin, PT Indocement, Sebuku Coal Group, Sime Darby Oils dan Sinar Mas.
Bupati Kotabaru H Sayed Jafar melalui Sekretaris Daerah (Sekda) H Said Akhmad menyampaikan, dengan adanya peningkatkan pemukiman dan perkembangan zaman sehingga terjadi pemanasan global yang mana disebabkan krisis penghijauan.
Maka dari itu mengatasi hal tersebut kita semua harus melakukan penanaman pohon agar bumi tetap terjaga. Dan untuk Kotabaru hingga saat ini luasan hutannya masih banyak.
"Memang tidak bisa dipungkiri bahwa lahan sawit dan tambang mengurangi luas hutan yang asri. oleh karena itu mari kita bersama sama memanfaatkan bumi ini dan apa yang harus dilakukan agar lingkungan tetap sehat," ucap Sekda.
Dia pun mengharapkan, Penanaman pohon ini bukan hanya serimonial semata namun benar benar dengan rasa cinta dikelola agar tetap asri dan sehat untuk anak cucu kita kedepannya.
"Budidaya Sorgum ini kuta akan lihat terlebih dulu dengan keadaan lahan di Kotabaru apa sesuai atau tidak, maka dari itu harus dipelajari terlebih dahulu," pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru H Muhammad Maulidiansyah mengatakan, peringatan hari bumi sedunia tahun 2024 kali ini dilaksanakan di tempat yang indah dan salah satu andalan wisata Kotabaru, juga warisan ekologis, hutan endemik dan unik, yaitu Hutan Meranti.
Dia pun menjelaskan, peringatan Hari Bumi atau Earth Day yang diperingati setiap tanggal 22 April adalah salah satu upaya dari gerakan untuk meningkatkan kesadaran kita semua dalam menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi. Mengingatkan kembali, betapa eratnya hubungan manusia dengan bumi dan tanggungjawab untuk melindunginya.
"Peringatan hari bumi ini pertama kali diselenggarakan di Amerika Serikat pada 22 April 1970," bebernya.
Lebih luas dipaparkannya, pada dekade tahun 1960 -1970, Amerika mengalami gejolak politik dan ekonomi, masyarakat menghisap gas bertimbal dalam jumlah besar karena pabrik-pabrik menghasilkan asap dan lumpur tidak terkontrol, polusi udara di mana-mana. Namun saat itu, masih banyak orang yang belum sadar akan masalah lingkungan dan dampaknya pada kesehatan manusia.
Pada tahun 1969, saat seorang Senator AS bernama Gaylord Nelson, menyaksikan dampak tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Dia menyerukan agar semua orang Amerika mengambil sikap terhadap lingkungan pada tahun 1970.
Ribuan perguruan tinggi dan universitas di seluruh Amerika mengorganisir protes untuk Bumi yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini termasuk polusi udara dari pabrik dan jalan raya, serta hilangnya habitat hewan dan kepunahan hewan. Karena demonstrasi nasional ini, Hari Bumi pertama membantu pembentukan Undang-Undang Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan Udara Bersih, Air Bersih, dan Spesies Terancam Punah.
Berangkat dari isu lingkungan ini lah sejarah Hari Bumi se Dunia tercipta dan terus diperingati untuk mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga bumi dari kerusakan lingkungan.
"Untuk tema Hari Bumi tahun 2024 ini adalah "Planet versus Plastik", sebagai kampanye untuk mengakhiri penggunaan plastik demi kesehatan manusia dan bumi, dengan menuntut pengurangan 60% produksi semua plastik pada tahun 2040 atau sering dislogankan dengan 60x40," tuturnya.
Tema ini juga mengandung makna bahwa kita perlu berinvestasi sekarang, untuk meraih masa depan yang hijau, sejahtera dan adil. Selain itu, tema ini juga bermakna agar kita bisa mengadopsi ekonomi Hijau untuk memperoleh manfaatnya. Untuk mengembangkan masa depan.
Sumber: Kominfo Kotabaru