HADIRI PERAYAAN WAISAK: Anggota DPRD Balangan Supianor datang ke Desa Kapul, Kecamatan Halong untuk ikut menghadiri perayaan Hari Raya Waisak 2568 Buddhist Era (BE) tahun 2024 – Foto Dok Ist |
BORNEOTREND.COM, KALSEL – Umat Buddha di Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan merayakan Hari Raya Waisak 2568 Buddhist Era (BE) tahun 2024.
Sebagai rasa toleransi beragama, anggota DPRD Balangan, Supianor turut menghadiri perayaan Waisak kali ini yang mengambil tema memperkokoh persatuan dalam beragama.
"Berangkat dari niat yang baik, kami menggemakan Waisak berusaha dengan cara yang baik kami mendukung gema Waisak dengan tujuan yang baik. Semoga mendapatkan manfaat dari gema Waisak kepada segenap insan yang peduli akan kebajikan. Mari kita berbuat baik sebagai gemanya Waisak yang digelar di Desa Kapul Kecamatan Halong,” kata Supiannor.
Supianor merasa sangat bersyukur bisa bertatap muka dengan umat Buddha yang merayakan Hari Raya Waisak.
Menurutnya, kegiatan ini menunjukkan bukti keberagaman, saling menghormati dan toleransi di Bumi Sanggam.
“Peringatan Hari Dharma Waisak ini menunjukkan keberagaman agama kelompok masyarakat adat yang memiliki sikap saling menghormati antara satu dan yang lainnya. Ini merupakan sesuatu hal yang patut kita syukuri,” katanya.
Menurutnya moderasi adalah mengambil jalan tengah mengutamakan keseimbangan, dimana dalam konteks beragama artinya memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrim dan fundamental tidak terlalu kaku netral dan bisa dikatakan moderasi beragama mengambil jalan tengah dalam mencegah terjadinya radikalisme di dalam masyarakat yang tentunya dapat berimbas terhadap persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagi Kabupaten Balangan yang masyarakat beragam, katanya, moderasi beragama bisa dijadikan sarana untuk mewujudkan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, harmonis, damai, toleransi dan taat konstitusi.
“Dengan kata lain moderasi beragama harus dijadikan strategi kebudayaan dalam merawat kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah membuktikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di tingkat nasional maupun daerah, cinta selalu mengambil kebijakan penguatan moderasi beragama, yang tujuannya pada dasarnya adalah ketertiban dalam masyarakat beragama, melindungi hak hak pemeluk agama dalam menjalankan kebebasan dalam kehidupan keagamaan, serta mewujudkan kesejahteraan umat beragama,” jelasnya.
“Ajaran Buddha dikenal sangat menekankan kedamaian, sehingga besar kontribusi umat Buddha dalam mencegah konflik dan memelihara kesatuan dan persatuan bangsa, termasuk dalam semalam kita kabupaten Balangan,” pungkasnya.
Penulis: Sri Mulyani