CEK LAPANGAN: Disbunak Batola saat melakukan pemeriksaan hewan ternak kurban hingga daging layak konsumsi jelang momen Idul Adha - Foto Dok Kominfo Batola |
BORNEOTREND.COM, KALSEL- Lebaran Idul Adha pada 10 Dzulhijjah atau biasa dikenal sebagai hari raya berkurban. Hewan kurban berdasarkan syariat Islam meliputi kambing, domba, unta, sapi hingga kerbau. Adapun syarat hewan yang dikurbankan harus cukup umur dan dalam kondisi sehat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Kuala (Batola) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) berupaya menjaga kesehatan daging hewan kurban. Berbagai kegiatan pemeriksaan hewan ternak termasuk kurban terus dilaksanakan.
Kepala Disbunak Suwartono Susanto melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Henny Dyah Istininingsih, S.Pt menjelaskan, bahwa Disbunak Batola sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan rutin terhadap ternak yang masuk ke wilayah Batola maupun untuk persiapan hewan kurban.
Selain itu ungkapnya, pemeriksaan fisik dilakukan sebelum dan sesudah pemotongan kurban dengan membentuk tim untuk pemantauan dan pemeriksaan hewan. Disbunak juga membuat surat edaran terkait Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
“Yang harus dipastikan adalah hewan tersebut sehat, kandang yang bersih, pakan terjamin, dan ketersediaan air minum. H-1 Idul Adha kita lakukan pemeriksaan fisik, sehat dan layaknya hewan kurban termasuk pada hari pelaksanaan pemotongan. Disbunak keliling untuk pemantauan kesehatan daging kurban. Kita lakukan semampu kita dengan beberapa sampel. Melakukan pemeriksaan kondisi daging apakah aman atau tidak layak konsumsi,” jelas Henny.
Jumlah kebutuhan hewan kurban sendiri pada tahun 2024 di Batola sebanyak 955 sapi, 18 kerbau dan 105 kambing.
"Dirinya menyebutkan ketersediaan hewan kurban di Batola mengalami surplus dan menjadi pemasok kurban daerah lainnya seperti Kota Banjarmasin. Berdasarkan data Disbunak Batola tersedia sebanya 2.415 sapi, 71 kerbau dan 43 kambing," tambahnya.
Kemudian limbah dari hewan kurban, menurutnya turut menjadi perhatian agar pembuangan limbahnya jangan ke sungai.
“Sebaiknya membuat kubangan dan menguburnya di dalam tanah, juga harus diperhatikan tempat memotong dan pembagian daging yang harus bersih dan jangan terlalu banyak terkontaminasi,” timpalnya lagi.
Apabila limbah kotoran dan bagian tubuh hewan dibuang ke sungai atau aliran air saat proses pencucian akan mencemari sungai dan aliran air karena kandungan bakteri seperti E. Coli. Pembuangan limbah qurban ke sungai juga bisa berdampak pada penurunan kualitas sungai.
Sumber: Kominfo Batola