Sejumlah tokoh dan aktivis perempuan hadir dalam diskusi "Menggali Inspirasi Pahlawan Perempuan Kalsel", Sabtu (13/7/2024) di Tradisi Kopi. (Foto: istimewa) Oleh: Noorhalis Majid (Ambin Demokrasi) |
BORNEOTREND.COM - Malam itu, di Tradisi Kopi, para perempuan hebat dan aktivis berkumpul. Mendiskusikan soal peran strategis perempuan Banjar dalam lintasan sejarah. Tersebutlah banyak tokoh perempuan, antara lain Aluh Idut, Ratu Zaleha, dan banyak perempuan lain yang diberkiprah di berbagai bidang hingga sekarang.
Aluh Idut misalnya, di tahun 40 sudah mampu menyelenggarakan Kongres Perempuan se-Kalimantan. Satu perhelatan yang tidak mudah, sebab di selenggarakan pada situasi penjajahan yang sangat represif. Beliau bergerilya mendirikan dapur-dapur umum untuk perjuangan, dan menjadi duta keliling, membentuk markas-markas gerilya ALRI Divisi IV.
Setelahnya pun banyak perempuan hebat lain lahir. Walau tidak semua perempuan hebat itu tersorot kamera, sehingga banyak yang tidak mengetahuinya. Memang ada yang memilih naik ke atas merebut ruang-ruang publik, menjadi politisi, orang tersohor, pengusaha, pejabat, penentu kebijakan dalam berbagai bidang. Namun ada juga yang bertahan di kelompok basis. Melakukan pembinaan, pendampingan, dan penguatan agar perempuan lainnya berdaya, berpengetahuan, memiliki keterampilan serta ketahanan ekonomi. Semua peran itu mengagumkan, hebat, lagi istimewa.
Tantangannya tentu tidak mudah. Selain terus bertarung dengan hambatan budaya patriarkhi, dan pemahaman agama. Secara internal, sesama perempuan, juga terjadi kompetisi eksistensi, yang menghambat kolaborasi dan kekompakan.
Bagaimana kepemimpin perempuan berikutnya di kalangan Gen Z? Echa yang mewakili Gen Z mengatakan, “kami memiliki cara membaca zaman yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Bahasa dan komunikasi Gen Z tidak sama. Zaman sudah jauh berubah, sehingga cara menjawabnya pun harus berubah, berbeda dengan generasi lampau. Yakinlah kami mampu menjawabnya”.
Lantas apa titik temunya agar perempuan di semua generasi dapat eksis? Jawabnya, tetaplah menjadi perempuan multitasking, kompak dan peduli sesama, sehingga adaptif dengan segala perubahan, dan berani menjawab tantang zaman. (nm)
Noorhalis Majid |