Memaknai Proklamasi Kemerdekaan RI

Oleh: Mohammad Effendy  
(Forum Ambin Demokrasi)


BORNEOTREND.COM - Di suatu kesempatan Soekarno pernah mengemukakan bahwa perjuangan untuk meraih kemerdekaan meski dengan segala pengorbanan yang besar masih lebih mudah dilakukan karena musuh yang dihadapi sudah jelas, yakni penjajah.  Akan tetapi ketika mengisi dan merawat kemerdekaan perjuangan menjadi semakin berat dan sulit, karena yang dihadapi adalah justeru bangsa kita sendiri.

Ucapan sang proklamator tersebut ternyata terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa kita sejak awal kemerdekaan sampai dengan era reformasi, hingga saat sekarang.  Perbedaan pandangan baik secara politik maupun kebijakan untuk mencapai tujuan bersama, tentu sesuatu yang tidak dapat dihindari dan hal itu sangat biasa karena bersifat alamiah.  

Persoalannya adalah; jika para tokoh bangsa sudah mulai melupakan pesan suci dari pendiri bangsa dan membiarkan terjadinya kemiskinan dan kebodohan rakyatnya sendiri, maka ia akan menjadi masalah serius yang harus dibicarakan dan dibahas bersama. Kita semua adalah pewaris sah negeri ini, sehingga seluruh kekayaan alam yang dimiliki harus digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Kebijakan pemerintah yang mewakili dan menjadi simbol negara harus ditujukan kepada kesejahteraan bersama dan dalam bahasa konstitusi dinyatakan; harus diarahkan kepada upaya membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Jika negara belum mampu mensejahterakan rakyatnya karena anggaran yang terbatas sementara penduduk negeri ini memang sangat besar, tentu masih dapat dimaklumi.

Akan tetapi kemiskinan yang melanda rakyat begitu massif sementara pejabat negara hidup dalam kemewahan dengan fasilitas jabatan yang berlebihan. Terlebih lagi jika kemewahan para pejabat negara tersebut tidak saja berasal dari anggaran resmi yang disediakan, tetapi juga didapatkan dari sumber-sumber penyalahgunaan kekuasaan, maka secara tak sadar kita sedang merakit bom waktu yang setiap saat dapat meledak.

Peringatan hari Proklamasi kemerdekaan bangsa kita ini seyogianya dijadikan momentum untuk melakukan perenungan dan mencoba merefleksikan lintasan perjalanan dan perjuangan para tokoh pendiri bangsa. Catatan sejarah telah menarasikan betapa sikap patriot tokoh-tokoh pejuang dari berbagai elemen bangsa untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah.

Mereka saling bergandeng tangan dengan sorot mata penuh keberanian mempertahankan tanah air dan melindungi ibu pertiwi dari gangguan bangsa lain yang jumawa.  Orang tua kita merelakan putera dan puteri terbaik mereka untuk terjun ke medan laga dan menerima dengan ikhlas jika anak-anak itu tidak pernah lagi kembali karena menjadi syuhada.

Sekian banyak putera-puteri terbaik yang lahir dari buaian ibupertiwi itu kini terbaring damai di taman pahlawan yang bernama atau di pusara sunyi tak bernama. Mereka merelakan nyawa untuk kebangkitan sebuah bangsa besar yang diharapkan nantinya dapat mengayomi dan melindungi anak-cucu keturunannya dari penghinaan bangsa lain.

Sekarang ini, mengapa kita semua begitu tega melupakan dengan mudahnya segala perjuangan dan pengorbanan para orang tua pendiri bangsa.  Warisan kekayaan alam yang melimpah ternyata tidak dikelola dengan baik, sehingga tidak dapat dinikmati oleh sebagian besar rakyat. Segelintir orang hidup dengan tumpukan harta dan tersenyum pongah, sementara sekian juta rakyat hidup dalam penderitaan dan kelaparan.

Perlu upaya bersama untuk membangun kesadaran dalam rangka memperbaiki keadaan yang semraut ini.Pekerjaan besar ini tentu memerlukan waktu, namun harus segera dimulai sebelum terjadi kisruh sosial yang akan menelan banyak korban. Kisruh sosial akan menimbulkan luka yang dalam dan pemulihannya juga bukan hal yang mudah.  

Bangun dan bangkitlah saudara sebangsa, inilah waktu yang tepat untuk memulai pekerjaan besar merenovasi bangunan rumah yang sudah mulai reyot, sebelum ia benar-benar runtuh berkeping-keping.




Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال