BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Pada Agustus 2024, rata-rata harga beras di penggilingan turun sebesar 0,07 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan naik sebesar 11,19 persen secara tahunan (year on year/YOY).
Data tersebut merupakan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini menerangkan, ini sudah mencakup semua jenis beras. Artinya diambil rata-ratanya. Perhitungan juga berdasarkan kondisi di seluruh tanah air.
"Perlu saya informasikan kembali, bahwa harga beras yang disampaikan di sini merupakan harga rata-rata beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras, dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," kata Pudji dalam konferensi pers di di Jakarta, Senin (2/9/2024).
Ia kemudian menjelaskan inflasi beras di tingkat grosir dan eceran. Pada Agustus 2024, beras di tingkat grosir mengalami inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (mtm), dan 10,88 persen secara tahunan (yoy).
"Sementara di tingkat eceran, beras mengalami inflasi sebesar 0,31 persen secara bulanan dan sebesar 11,56 persen secara tahunan," ujar Pudji.
Dalam perhitungan keseluruhan, pada Agustus 2024, terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month/mtm). Indeks harga konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,06 pada Juli 2024, menjadi 106,06 pada Agustus 2024.
Lalu tingkat inflasi tahunan pada Agustus 2024, sebesar 2,12 persen. Terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 103,86 pada Agustus 2023 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.
Berdasarkan catatan BPS, terdapat beberapa peristiwa penting yang berpengaruh terhadap indikator-indikator harga pada bulan Agustus 2024. Pertama, Perkembangan harga BBM Nonsubsidi. Pt Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Agustus 2024. Pertamax naik Rp400-Rp800, atau sekitar 3-6 persen. Pertamax Turbo naik Rp1.050-Rp1400 atau 7-9 persen.
Dexlite, naik Rp800-Rp1.150, atau 5-8 persen. Pertamina Dex, naik Rp500-Rp900, atau naik 3-6 persen. Keterangan ini data bersumber dari Pertamina.com. Persentase penurunan harga, dibandingkan dengan kondisi 1 Juni 2024.
Berikutnya, peningkatan produksi bawang merah. Panen bawang merah di sentra-sentra produksi utama dengan produktivitas tinggi seperti di Brebes dan Nganjuk.
Kemudian, penurunan harga livebird tingkat produsen. Ini maksudnya jenis ayam ras pedaging (hidup). Berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional livebird di tingkat produsen mengalami penurunan.
Terakhir, panen tomat. Panen komoditas ini berlangsung di beberapa daerah seperti Sorong, Jember, Klaten, Gorontalo, dan Baubau. Sehingga suplai tomat mengalami kenaikan di Agustus 2024 ini.
Sumber: Republika