Ade Hidayat, Ketua Komite Film DK Kalsel. (Foto: dok DK Kalsel) |
BORNEOTREND.COM - Geliat perfilman yang dilakukan oleh anak-anak Banua ternyata cukup berkembang. Namun masih ada beberapa kendala untuk mampu bertahan dan lebih maju lagi kedepannya. Diantaranya adalah persoalan peralatan dan SDM.
"Kita telah melakukan identifikasi sedikitnya ada 300-an film yang diproduksi oleh anak Banua hingga saat ini. Rata-rata memang film pendek, namun hanya sebagian yang mampu eksis. Ada beberapa kendala mereka dalam menekuni profesi ini, yaitu soal SDM dan peralatan," ujar Ade Hidayat yang duduk di Komite Film Dewan Kesenian Kalsel.
Oleh karena itu ia berharap kedepannya anak muda-anak muda yang berminat dan punya keahlian di bidang pembuatan film ini, bisa diarahkan dan difasilitasi lagi oleh pihak-pihak terkait. Hal itu disampaikan Ade Hidayat saat rapat evaluasi program kerja Dewan Kesenian Kalsel, Rabu (4/9/2024).
Ketua DK Kalsel Taufik Arbain pun merespons agar perkembangan bidang perfilman ini bisa menjadi program yang diprioritaskan, mengingat hal ini juga sudah menjadi trend sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif.
"Kawan-kawan bikin saja proposal tentang program perfilman ini agar nantinya kita sinkronkan dengan program instansi atau pihak lainnya," ujar Taufik Arbain.
Sebenarnya, menurut Ade Hidayat, kita memiliki sumber daya manusia yang cukup handal. Anak Banua banyak yang menimba ilmu di luar tentang multimedia khususnya pembuatan film, tetapi mereka tertarik bertahan di sana.
"Di era sekarang orang lebih tertarik dan memanfaatkan dokumen berupa visual film. Jadi, peluang untuk berkembang di bidang ini sebenarnya sangat terbuka," ujar Ade Hidayat.
Penulis: Khairiadi Asa