SAMBUTAN: OC Musprov VIII Sunardi dalam kegiatan Musprov VIII Apindo Kalsel, Rabu (18/9/2024) di Banjarmasin - Foto Dok Arief |
BORNEOTREND.COM, KALSEL- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Musyawarah Provinsi (Musprov) VIII, Rabu (18/9/2024) di Banjarmasin.
Dalam kesempatan ini, Apindo fokus menggali dampak positif Ibu Kota Nusantara (IKN) terhadap pembangunan di Banua, sebutan Kalsel.
Organizing Committee (OC) Musprov VIII Sunardi mengatakan kegiatan ini dihadiri 10 dari 12 perwakilan Apindo kabupaten/ kota se-Kalsel.
“Peserta yang hadir yakni sebanyak 10 perwakilan kabupaten/kota di Kalsel,” ucap Sunardi dalam sambutannya.
Ia menyebutkan Musprov VIII Apindo Kalsel dibagi menjadi tiga sesi. Di antaranya pembukaan, seminar nasional, dan pemilihan ketua Apindo Kalsel.
“Untuk seminar nasional mengangkat tema dampak positif IKN bagi Kalsel sebagai daerah penyangga,” katanya.
Ia berharap kegiatan ini bisa berjalan dengan aman dan lancar.
“Semoga acara ini berjalan dengan lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalsel Paman Birin yang sudah memberikan izin pemakaian gedung Mahligai Pancasila untuk kegiatan Musprov VIII kali ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Apindo Kalsel Supriadi mengaku selama ini hubungan Apindo dengan serikat pekerja di Kalsel sudah berjalan harmonis.
“Ya, meskipun ada sedikit riak-riak, tapi itu adalah sebuah dinamika,” bebernya.
Ia pun membeberkan sejumlah alasan mengangkat tema dampak positif IKN terhadap pembangunan Kalsel pada Musprov kali ini.
“Kita menyadari dengan adanya IKN akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap Kalsel,” tuturnya.
Salah satunya, kata dia, pembangunan IKN mengurangi kesenjangan antara Kalimantan dengan Jawa.
“Dengan adanya IKN ini mungkin pembangunan akan lebih fokus di Kalimantan,” tegasnya.
Ia merasa selama ini Kalimantan seperti terisolasi. Misalnya seperti harga pesawat yang sangat mahal.
“Penerbangan domestik ke Kalimantan saja susah. Kita mau ke Kaltim saja harga tiket pesawat mencapai Rp1,5 - 1,6 juta,” terangnya.
“Beda halnya di luar negeri. Pengalaman saya terbang selama 6 jam, hanya 600 dolar. Sedangkan dari Kalsel ke Jakarta bisa Rp1,3 juta,” pungkasnya.
Penulis: Arief Rahman