SUKSES: Program Demplot kembali berhasil meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat di Provinsi Gorontalo - Foto Dok Istimewa |
BORNEOTREND.COM, GORONTALO- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui program Demonstration Plot (Demplot) kembali berhasil meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat, khususnya komoditas tebu di Provinsi Gorontalo dengan kapasitas panen mencapai 128 ton per hektare (ha), dari sebelumnya berkisar 80 ton per hektare.
VP Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty mengungkapkan, demplot digelar di Desa Suka Mulya Kecamatan Wonosari Gorontalo, menggunakan produk Urea Nitrea Prill, NPK Pelangi 16-16-16, dan pupuk hayati Ecofert. Melalui pendekatan pemupukan berimbang yang disesuaikan kebutuhan pertanian lokal, produktivitas lahan uji coba ini naik sekitar 60 persen sebagai bukti efektivitas tata kelola pertanian secara tepat.
Menurut dia, proyek demplot ditujukan untuk memacu produktivitas tanaman tebu di kawasan timur Indonesia, sekaligus wujud nyata kontribusi Pupuk Kaltim dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian nasional.
“Demplot kali ini juga disasar untuk memaksimalkan potensi pertanian agar semakin berdampak terhadap kesejahteraan petani. Utamana melalui penerapan pola pemupukan berimbang menggunakan produk berkualitas dan ramah lingkungan dari Pupuk Kaltim,” ujar Indah, Sabtu (2/11/2024).
Sebelum di Gorontalo, demplot Pupuk Kaltim untuk komoditas tebu juga menunjukkan hasil signifikan di wilayah lain seperti Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Magelang Jawa Tengah. Di Bantul, penggunaan kombinasi Urea Nitrea, NPK Pelangi dan pupuk hayati Ecofert berhasil meningkatkan produktivitas dari 42 ton per hektar, menjadi 70 ton per hektar, atau naik sebesar 66,67 persen.
Sementara di Magelang, produktivitas tebu turut mengalami peningkatkan sebesar 41, 6 persen, dengan kapasitas produksi sebelumnya 60 ton per hektar menjadi 85 ton per hektar. Hasil positif ini menunjukkan jika produk pupuk Pupuk Kaltim dapat digunakan secara luas, pada berbagai kondisi lahan dan komoditas pertanian dengan hasil yang konsisten.
"Pendekatan yang diterapkan Pupuk Kaltim berfokus pada pemupukan berimbang yang tepat guna dan terukur, menggunakan produk yang tidak hanya efektif tetapi juga efisien dari segi biaya," tandas Indah.
Dijelaskannya, seluruh produk Pupuk Kaltim dirancang secara khusus untuk memberikan daya dukung optimal pada berbagai jenis lahan dan tanaman, baik komoditas pangan maupun hortikultura. Pengembangan pupuk dengan kemampuan adaptasi tinggi, memungkinkan petani menyesuaikan pemupukan sesuai karakteristik lahan, sehingga hasil yang didapat lebih maksimal karena sesuai kebutuhan tanaman.
Selain itu Pupuk Kaltim juga terus berinovasi dalam mengembangkan produk yang tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas hasil, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan.
Seperti halnya program Demplot, menjadi bagian inisiatif Pupuk Kaltim memperkuat kerjasama dengan petani lokal dalam menghadapi tantangan pertanian, termasuk masalah penurunan produktivitas akibat degradasi lahan dan perubahan iklim. Termasuk mendorong penggunaan pupuk non subsidi, guna mengurangi ketergantungan petani akan pupuk bersubsidi.
"Kami pun berharap petani lainnya bisa menerapkan tata kelola serupa seperti demplot Pupuk Kaltim, sebagai upaya bersama mendorong produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani Indonesia ke depannya,” tambah Indah.
Pemilik lahan demplot Sumirah Yatirin, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas hasil yang dicapai dengan penggunaan produk Pupuk Kaltim. Hal ini melihat penggunaan pupuk non subsidi yang memiliki keunggulan signifikan, termasuk dari segi biaya yang lebih efisien dengan hasil maksimal. Kata dia, demplot ini memberikan bukti nyata bagi petani lokal untuk beralih ke metode pemupukan yang lebih efektif dan ramah lingkungan.
"Kami mendorong petani lainnya bisa menerapkan metode pemupukan seperti demplot Pupuk Kaltim, agar komoditas pertanian khususnya tebu di Gorontalo bisa lebih dipacu secara optimal,” ucap Sumirah.
Sumber: Pupuk Kaltim