DISKUSI: Anggota DPRD Provinsi Kaltim Syarifatul Syadiah saat menggelar Soswasbang, sabtu (16/11/2024) lalu di Jalan Apt. Pranoto, Kelurahan Gayam, Kecamatan Tanjung Redeb - Foto Dok Agustina |
BORNEOTREND.COM, KATIM- Lupakan Soswasbang yang membosankan!
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Syarifatul Syadiah, punya cara unik untuk membakar semangat kebangsaan generasi digital di Berau, sabtu (16/11/2024) lalu di Jalan Apt. Pranoto, Kelurahan Gayam, Kecamatan Tanjung Redeb.
Kegiatan Soswasbang mendadak jadi "arena merah putih" dipenuhi pemuda dan warga yang antusias mengikuti Soswasbang ke-1 ala Syarifatul.
Tak hanya ceramah, Syarifatul yang aktif di media sosial ini mengemas acara dengan gaya kekinian. Diskusi interaktif dipimpin Hermansyah, dibumbui materi inspiratif dari Taufiqudin Noor dan Herda, dua narasumber yang fasih berbicara bahasa anak muda.
"Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 bukan cuma hafalan, tapi harus jadi 'lifestyle' kita!," seru Syarifatul memompa semangat peserta.
"Di era digital gini, gampang banget terpapar hoax dan isu yang memecah belah. Makanya kuatin 'filter' kebangsaan kita lewat Soswasbang ini!," tambahnya.
Syarifatul optimistis, generasi muda Berau bisa jadi pelopor persatuan di dunia maya.
"Yuk kita 'viralkan' semangat kebangsaan, lawan hoax dengan fakta dan cinta tanah air!" ajaknya penuh semangat.
Di era digital ini, menurut politisi Golkar itu, bahwa masyarakat dihadapkan pada arus informasi yang begitu deras dan bebas.
"Tanpa filter yang kuat, masyarakat, khususnya generasi muda, rentan terpapar paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila," timpalnya lagi.
Ia menekankan bahwa Pancasila bukan hanya sekedar hafalan, melainkan harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam berinteraksi di dunia maya.
"Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan musyawarah mufakat harus tetap dijunjung tinggi dalam ruang digital," tambahnya.
Syarifatul juga mendorong berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah, untuk mengintensifkan pendidikan Pancasila. Menurutnya, pendekatan yang kreatif dan inovatif diperlukan agar pesan-pesan Pancasila dapat diterima dengan baik oleh generasi muda.
"Kita bisa memanfaatkan media sosial, platform digital, dan berbagai aplikasi untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila dengan cara yang menarik dan mudah dipahami," jelasnya.
Syarifatul berharap, dengan pendalaman Pancasila di era digital, masyarakat Kaltim dapat menjadi pengguna internet yang cerdas, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.
Soswasbang gaul ini diharapkan jadi "trigger" gerakan nasionalisme di Kaltim, khususnya Berau.
"Ini bukan cuma tugas pemerintah, tapi tugas kita semua. Indonesia lebih baik dimulai dari Berau!" pungkasnya.
Penulis: Agustina